Korea Selatan akan segera melakukan pengujian terowongan angin atau wind tunnel untuk bisa menyelesaikan desain pesawat KF-X pada pertengahan 2018. Korea Aerospace Industries Ltd (KAI), produsen pesawat dan Korea Aerospace Research Institute mengatakan mereka akan memulai tahap pertama pengujian terowongan angin dalam upaya untuk lay out desain Program Korea Fighter Experimental (KF-X).
Proyek KF-X, yang akan menghabiskan biaya 18 triliun won (atau sekitar US$ 15,3 miliar) untuk membangun 120 jet tempur bermesin ganda. Seoul bertujuan untuk menyebarkan pesawat baru dimulai pada pertengahan 2020-an guna menggantikan armada vintage F-4 dan F-5.
Tes terowongan angin diperlukan untuk menilai gaya aerodinamika yang bisa ditahan sebuah objek serta sifat penerbangan keseluruhan dengan membiarkan udara bergerak melewatinya.
Para pejabat mengatakan bahwa mereka akan melakukan pengujian gabungan 13.000 jam terowongan angin dengan desain yang diselesaikan dalam waktu sekitar dua tahun.
Pada bulan Mei 2016, Korea Selatan memilih perusahaan AS General Electric (GE) sebagai pemenang lelang untuk memasok mesin untuk jet tempur, sementara bulan sebelumnya itu produsen pertahanan Korea Selatan Hanwha Thales ditunjuk untuk membangun radar active electronically scanned array (AESA ).
Korea Selatan awalnya direncanakan untuk mendapatkan 25 teknologi jet tempur dari Lockheed Martin sebagai bagian kesepakatan pembelian 40 F-35 Lightning II oleh Korea pada tahun 2014.
Namun pemerintah tahun lalu AS menolak menyetujui ekspor empat teknologi inti, termasuk yang terkait radar AESA, memaksa Seoul untuk mencari pemasok alternatif