Militer Turki akan menginstal dan menguji kemampuan sistem pertahanan udara yang dikembangkan secara lokal di sekitar provinsi selatan yang telah menjadi target serangan roket dari negara tetangga Suriah.
Para pejabat keamanan mengatakan bahwa sistem baru akan ditempatkan di perbatasan Elbeyli di provinsi Kilis di Turki selatan. Dari sisi ini roket dari seberang perbatasan telah menewaskan 21 orang dan melukai lebih dari 80 tahun ini.
Turki sejauh ini telah menanggapi dengan tembakan artileri yang diklaim telah membunuh ratusan pejuang ISIL.
“Kita perlu perlindungan yang lebih baik di perbatasan,” kata seorang pejabat militer. “Pertahanan udara lebih prioritas dibandingkan pencegahan atau kemampuan ofensif.”
Salah satu sistem yang akan digunakan adalah sistem radar kontra-mortir, “Serhat,” yang dikembangkan oleh spesialis militer elektronik Aselsan, perusahaan pertahanan terbesar di Turki. Sistem ini akan bekerja sama dengan sistem senjata pertahanan udara self-propelled “Korkut,” yang juga dikembangkan oleh Aselsan.
“Upaya ini akan meningkatkan dan meng-upgrade keamanan perbatasan di daerah itu,” kata pejabat militer sebagaimana dikutip Defense News Rabu 22 Juni 2016.
Korkut dapat menembakkan 1.100 putaran per menit dan diharapkan untuk menghancurkan roket dari jarak empat kilometer sebelum mereka menyentuh tanah.
Sementara radar Serhat menawarkan cakupan azimuth 360 derajat untuk deteksi dan pelacakan mortir. Desain modular memungkinkan untuk digunakan pada tripod, pada menara atau bangunan, atau pada kendaraan.
Selain itu, dua baterai Aselsan High-Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) akan dipasang di daerah Kilis untuk beroperasi dengan drone, menurut pejabat keamanan.
Turki juga sedang mencoba untuk menutup strip 70 kilometer yang merupakan bagian dri perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Suriah. Ini adalah bagian yang Ankara rasa paling rentan terhadap serangan dari seberang perbatasan. Pertahanan baru termasuk membangun dinding di perbatasan antara provinsi Kilis, Gaziantep, Hatay, Sanliurfa dan Mardin. Pembangunan dinding setinggi lima meter dan kawat berduri telah 70% selesai.
Serangan dari Suriah juga telah mendorong otoritas Turki untuk memikirkan kembali solusi yang tidak benar-benar asing bagi mereka yakni menggunakan balon pengawasan yang juga disebut Mini zeppelin.
Aset pengawasan ini dapat memberikan masukan yang lebih cepat ke stasiun tanah dengan relay satelit. Turki disebut akan memperoleh jumlah yang tidak ditentukan dari aset pengawasan tersebut pada awal 2010-an untuk digunakan mengawasi pemberontak Kurdi.Tetapi pembicaraan itu kemudian. Ankara sedang mempertimbangkan kembali zeppelin mini untuk keamanan perbatasan.