Sebuah laporan baru menyebutkan China membuat kemajuan dalam mengembangkan senjata hipersonik yang bisa menghindari pertahanan rudal saat ini dan memberikan kemampuan untuk mengirimkan bom konvensional atau nuklir pada kecepatan sangat tinggi.
Laporan dikeluarkan think tank yang berbasis di Washington, Jamestown Foundation, yang menyebut pembangunan senjata hipersonik DF-ZF China adalah kelas baru dari sistem senjata yang saat ini sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat, Rusia, dan China. kecepatan supersonik didefinisikan sebagai Mach 1 untuk Mach 5-di luar itu adalah ranah penerbangan hipersonik. Sementara senjata ini bisa bergerak pada kecepatan 10 Macht atau hampir dua kali dari kecepatan supersonik tertinggi.
DF-ZF akan melesat menuju lintasan angkasa seperti rudal balistik lainnya. Tetapi perbandingan berhenti di sana. DF-ZF tidak benar-benar terbang ke orbit bumi rendah, sebaliknya dia akan meluncur turun dengan kecepatan tinggi dan menyelam ke arah target dengan 10 kali kecepatan suara.
Senjata baru China akan sulit untuk ditembak jatuh. Pertahanan rudal balistik yang dirancang untuk mencegat rudal balistik, hampir tidak mungkin bisa menembak jatuh senjata hipersonik. Dengan bergerak singkat di ruang angkasa, DF-ZF akan menghindari kemampuan rudal pencegat berbasis darat.
Tetapi bukan berarti DF-ZF tak terbendung. Sistem pertahanan yang mencegat di fase terminal, seperti Patriot PAC-3, akan memiliki kesempatan untuk menembak jatuh DF-ZF meski tentu saja dengan kesulitan tinggi. Sejumlah tetangga China, termasuk Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan saat ini memiliki PAC-3. Tetapi risiko tetap tinggi karena sistem ini hanya akan mampu mencegat pada kisaran dekat, sekali lolos, tak ada harapan untuk bertahan.
China telah menguji senjata hipersonik ini setidaknya tujuh kali dalam tiga tahun, dengan enam tes dianggap sukses. Melihat intensitas tinggi uji coba, jelas menunjukkan DF-ZF sangat penting untuk China, tapi tidak ada yang tahu pasti mengapa. Ada kemungkinan hal ini dilakukan China sekadar untuk mengimbangi Rusia dan Amerika yang mengembangkan senjata sama.
Laporan Jamestown berspekulasi China ingin memiliki kemampuan untuk memotong pertahanan rudal balistik regional. Teori lain adalah bahwa DF-ZF dapat digunakan untuk menyerang kapal induk Amerika.
Beberapa outlet berita telah menggambarkan DF-ZF sebagai senjata serangan pertama nuklir, tetapi China hanya memiliki paling banyak 300 hulu ledak nuklir yang jauh di bawah Amerika dan Rusia yang memiliki ribuan hulu ledak nuklir. China tidak akan mungkin mampu untuk membuat kehancuran total senjata nuklir Amerika meski dengan rentetan besar serangan DF-ZF. Akhirnya China harus menghadapi pintu pembalasan dari Amerika yang mungkin akan jauh lebih mengerikan.
Apa pun alasannya, China sangt serius mengembangkan kemampuan serangan hipersonik. Dan ketika senjata ini beroperasi, itu akan menjadi getaran serius yang mengancam banyak negara.