Site icon

Boeing: Kami Menatap Luar Angkasa dan Bertahan di Jet Tempur

Saat jet tempur  F-15 dan F / A-18 akan memasuki akhir jalur produksi pada 2020, Boeing menghadapi masa depan di mana perannya sebagai produsen jet tempur militer utama tidak pasti.

Tapi saat merayakan seratus tahun, Boeing berkomitmen untuk tetap menjadi pemain utama dalam bisnis ini, bahkan di tengah mereka berinvestasi di daerah lain, termasuk sistem tak berawak, satelit dan perjalanan ruang angkasa.

“Kami berharap untuk menjadi nomor satu dalam bisnis jet tempur untuk jangka panjang,” kata Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg mengatakan dalam sebuah wawancara yang dikutip Washington Post Rabu 22 Juni 2016.

Boeing masih memiliki penawaran yang tertunda dengan Kuwait, yang ingin membeli 28 Super Hornets, dan Qatar yang telah memerintahkan 36 F-15. Muilenburg mengatakan ia yakin  kombinasi penjualan ini bisa mencapai US$ 7 miliar dan akan disetujui oleh pemerintah AS. Yang kemudian akan memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan lini produksi dalam kondisi sehat yang akan menarik pemeli lain seperti Kanada dan negara-negara lain.

Kanada adalah mitra dalam program F-35 Joint Strike Fighter, tapi perdana menteri baru, Justin Trudeau, telah mengindikasikan bahwa pemerintah mungkin ingin mencari pilihan lain. Dan Super Hornet sudah disebut-sebut.

“Kami memiliki hubungan yang sangat dekat dengan pelanggan kami Kanada,” kata Muilenburg. “Armada Hornet mereka beroperasi saat ini telah sangat sukses bagi mereka. Mereka telah menunjukkan bahwa dalam jenis operasi Kanada, terutama lingkungan yang keras, lingkungan kutub ada manfaat nyata memiliki pesawat dua mesin. ”

Richard Aboulafia, analis pertahanan Grup Teal mengatakan Boeing “di bawah tekanan kompetitif” dalam bisnis pesawat tempur. “Tapi ada kesempatan di luar sana meski masih terlalu dini untuk memberikan harapan. ”

Tahun lalu, Boeing, yang bekerja sama dengan Lockheed Martin, kehilangan kontrak US$80 miliar untuk membangun bomber baru Angkatan Udara yang diberikan ke Northrop Grumman.

Sekarang, Boeing fokus untuk membangun pesawat latih baru bagi Angkatan Udara. Muilenburg juga mengatakan Boeing mengembangkan teknologi yang akan digunakan untuk membangun jet tempur generasi keenam.

Boeing juga baru menandatangani kesepakatan multi-miliar dolar untuk menjual pesawat komersial ke Iran dalam apa yang akan menjadi penjualan terbesar barang AS ke Iran sejak pelonggaran sanksi ekonomi tahun lalu.

Perusahaan ini akan berusia 100 pada musim panas ini, dan Muilenburg mengatakan mereka sedang menatap 100 tahun ke depan. “Masa depan di mana kombinasi perjalanan udara yang efisien dan perjalanan ruang angkasa efisien dapat ditawarkan kepada pelanggan di seluruh dunia.”

Seiring dengan SpaceX, Boeing memiliki kontrak dengan NASA untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional. Penerbangan tak berawak pertama dijadwalkan akhir 2017 dengan penerbangan menggunakan kru pertama akan dilakukan awal 2018. Boeing telah mulai melatih astronot NASA di simulator.

Muilenburg mengatakan di masa depan ruang angkasa akan menjadi ekonomi mandiri yang tidak hanya disangga oleh NASA. Sekarang perusahaan sedang mencari untuk membangun pesawat hipersonik, yang akan melakukan perjalanan dengan kecepatan Mach 5  atau lima kali kecepatan suara. Brian Tillotson, seorang rekan teknis senior di Boeing, mengatakan hal itu bisa digunakan untuk membawa penumpang ke stasiun dalam apa yang dikenal sebagai orbit rendah Bumi, atau bahkan penerbangan super cepat lintas benua dengan satu jam bisa sampai ke mana saja.

Exit mobile version