Kejaksaan Polandia mengatakan mereka akan membongkar peti jenazah semua korban pesawat kepresidenan, yang jatuh pada 2010, untuk diperiksa. Langkah itu tampaknya akan mempertajam upaya penyelidikan.
Kecelakaan pesawat terjadi di dekat Smolnk di Rusia barat dan menewaskan 96 orang, termasuk presiden Polandia Lech Kaczynski dan istrinya, kepala bank sentral, para pejabat tinggi militer serta sejumlah anggota parlemen.
Hasil penyelidikan yang dijalankan sebelumnya oleh pemerintah beraliran kiri menyatakan bahwa kecelakaan itu disebabkan kesalahan pilot.
Namun, Partai Hukum dan Keadilan (PiS) yang sedang berkuasa di bawah pimpinan saudara kembar Kaczynski, Jaroslaw, mengatakan jatuhnya pesawat kemungkinan disebabkan ledakan di dalamnya.
Jaroslaw Kaczynski juga telah berulang kali menuding perdana menteri saat itu, Donald Tusk yang sekarang menjabat sebagai ketua Dewan Eropa, secara tidak langsung bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut karena ada unsur kelalaian.
Keputusan kantor kejaksaan untuk menggali kuburan para korban yang tidak dikremasi muncul beberapa bulan setelah pemerintah menggabungkan jabatan kejaksaan umum dengan menteri kehakiman. Penggabungan itu memungkinan pejabatnya memiliki kendali langsung terhadap penyelidikan.
Keputusan tersebut juga dikeluarkan menyusul langkah pihak konservatif berkuasa untuk meluncurkan kembali penyelidikan oleh pemerintah.
Saat upacara untuk menandai peluncuran tersebut, Menteri Pertahanan Antoni Macierewicz mengatakan pesawat berada dalam keadaan “hancur” beberapa meter di atas tanah.
Langkah untuk membongkar peti jenazah kemungkinan akan mempertegang hubungan dengan Rusia, yang sudah rapuh terkait krisis Ukraina. Kendati PiS tidak pernah menuduh Rusia mengatur agar presiden terbunuh, partai itu mengatakan Kremlin mendapatkan keuntungan dari peristiwa jatuhnya pesawat Lech Kaczynski.
PiS secara resmi juga menuding Moskow memperlambat penyelidikan dan menahan barang bukti, seperti kotak hitam dari rongsokan pesawat. Rusia mengatakan barang-barang bukti itu tidak bisa dikembalikan sampai penyelidikan kejahatan selesai dilakukan.
Kantor kejaksaan negara Polandia mengatakan pihaknya telah memberi tahu keluarga para korban bahwa pembongkaran peti jenazah perlu dilakukan. Kejaksaan beralasan pemeriksaan jenazah secara yang menyeluruh merupakan kunci untuk mereka ulang rantai kejadian dan memastikan penyebab jatuhnya pesawat walaupun “tujuh tahun sudah berlalu.”
Enam dari sembilan jenazah yang sudah digali ternyata sebelumnya salah diidentifikasi, kata kejaksaan dalam sebuah pernyataan. Kejaksaan juga mengatakan bahwa pembongkaran peti, yang disegel di Rusia, adalah langkah yang penting dilakukan untuk mengidentifikasi semua korban.
Pesawat tersebut jatuh di dekat Smolensk di Rusia barat. Lokasi itu berdekatan dengan tempat pasukan polisi rahasia negara beraliran Stalin tersebut menembaki sejumlah dari 22.000 pejabat dan cendikiawan Polandia yang mereka bunuh pada 1940. Selama beberapa dekade, Moskow menuding Nazi Jerman sebagai pelaku pembunuhan massal itu.
Pembunuhan massal merupakan simbol abadi penderitaan Polandia di tangan Soviet dan presiden Lech Kaczynski ketika itu sedang terbang untuk memperingati tragedi tersebut.