Presiden Turki Tayyip Erdogan, mengatakan akan menghidupkan kembali rencana pembangunan taman di pusat Kota Istanbul setelah tertunda selama tiga tahun akibat diprotes kelompok antipemerintah.
Program itu rencananya membangun mesjid, replika pangkalan militer pada era Kesultanan Ottoman, dan pusat perbelanjaan. Namun rencana pemerintah itu masih tertunda karena tengah diperkarakan para penentangnya di pengadilan.
Penentang rencana itu menjelaskan, pembangunan taman akan menghancurkan salah satu kawasan hijau di Istanbul, kota terbesar di Turki sekaligus pusat jaringan bisnis yang sudah dipenuhi dengan banyak mal dan mesjid.
Dalam pidatonya pada suatu upacara di Istanbul, Erdogan menegaskan keinginannya membangun replika barak militer, mesjid, dan gedung pertunjukan opera. Presiden pada sesi itu, tidak menyebut rencana pembangunan mal.
“Program pembangunan di Taman Taksim Gezi merupakan salah satu rencana yang harus lekas dilaksanakan. Jika kita ingin mengklaim sejarah negeri ini, bangunan bersejarah yang pernah ada di sana harus didirikan kembali,” tegasnya merujuk ke barak militer itu.
“Kita harus segera melaksanakan pembangunan itu, baik nantinya akan jadi museum sejarah atau museum kota,” tambah Erdogan, seorang muslim taat yang sering mengagungkan kejayaan Kesultanan Turki Ottoman di masa lalu.
Sejak aksi protes pada 2013, Erdogan telah memperkuat kekuasaannya, salah satunya dengan mengenalkan peran presiden yang cukup berkuasa. Penentangnya menuduh sikap Erdogan otoriter, khususnya terkait aksi protes Taman Gezi tersebut.
Empat orang dikabarkan tewas dan 7.500 lainnya luka-luka selama kerusuhan polisi dan pendemo yang menentang Erdogan saat tengah menjadi perdana menteri pada Juni 2013.