Upgrade B-2

Menghadapi situasi yang terus berkembang, maka armada B-2 sedang mengalami serangkaian upgrade modernisasi untuk memastikan pesawat tetap bisa berada pada kemampuan efektif utama untuk beberapa dekade mendatang
Salah satu upgrade kunci, menurut Mickelson adalah apa yang disebut Defensive Management System, teknologi yang membantu memberikan informasi kepada kru B-2 tentang lokasi pertahanan udara musuh. Akibatnya, jika muncul pertahanan udara yang dilengkapi dengan teknologi yang cukup untuk mendeteksi B-2, pesawat akan memiliki kesempatan untuk bermanuver seperti dengan segera terbang di luar jangkauan.
Defensive Management System dijadwalkan akan beroperasi pada pertengahan 2020-an, Mickelson menambahkan. “Defensive Management System untuk memberikan kesadaran situasional yang lebih baik sehingga kita mampu membuat keputusan di kokpit tentang di mana kita harus menempatkan pesawat,” tambahnya.
B-2 juga bergerak ke frekuensi satelit yang sangat tinggi dalam rangka untuk lebih memfasilitasi komunikasi dengan komando dan kontrol. Misalnya, upgrade komunikasi yang memungkinkan untuk awak pesawat menerima instruksi pemboman dari Presiden dalam hal adalah kemungkinan menggunakan bom nuklir.
“Program ini akan membantu dengan komunikasi nuklir dan konvensional. Ini akan memberikan peningkatan yang sangat besar dalam bandwidth yang tersedia untuk B-2, yang berarti peningkatan kecepatan aliran data. Kami sangat antusias tentang peningkatan ini, “jelas Mickelson.
Pesawat siluman menggunakan link data yang umum digunakan yang disebut LINK-16 dan ling data UHF serta VHF. Michelson menjelaskan bahwa B-2 yang mampu berkomunikasi dengan stasiun kontrol darat, komando dan kantor pusat kontrol dan juga dapat menerima informasi dari aset berawak dan tak berawak lainnya seperti drone.
Selama ini informsai dari drone harus terlebih dahulu dikirim ke stasiun darat sebelum kemudian dilanjutkan ke B-2. Tetapi dengan pengembangan ini apa yang didapat oleh drone akan bisa diakses Spirit secara real time.
B-2 juga sedang direkayasa pada prosesor kontrol manajemen penerbangan baru yang dirancang untuk memperluas dan memodernisasi komputer on-board dan penambahan perangkat lunak baru.
Hal ini melibatkan re-hosting dari prosesor kontrol manajemen penerbangan, otak dari pesawat, ke unit pengolahan terpadu jauh lebih mampu. Prosesor baru akan meningkatkan kinerja avionik dan sistem komputer on-board sekitar 1.000-kali. Pemasangan teknologi ini dilalkukan pada pada tahun 2015 dan 2016 dengan anggaran sekitar US$542 juta.