Perdana Menteri Bulgaria Boiko Borisov mengatakan mereka tidak akan bergabung dengan usulan armada NATO untuk menghadapi pasukan Rusia di Laut Hitam karena tidak ingin terjadi perang di kawasan itu. Hal itu disampaikan Kamis 16 Juni 2016, sehari setelah Moskow memperingatkan setiap peningkatan kekuatan.
Boiko Borisov mengatakan tidak ingin melihat kapal-kapal fregat berlayar melintasi resor wisata, dalam jumpa pers bersama Presiden Rosen Plevneliev yang menggambarkan Bulgaria sebagai negara damai.
Ketegangan antara Rusia dan aliansi tersebut meningkat, terutama sejak krisis Ukraina dan ditembak jatuhnya jet Rusia oleh Turki pada November. Rusia yang mencaplok Krimea pada 2014 memiliki Armada Laut Hitam sendiri yang bermarkas di Sevastopol.
Turki dan Rumania, dua anggota lain NATO yang berada di wilayah pantai Laut Hitam, menyerukan adanya armada NATO dan lebih banyak pasukan aliansi di kawasan yang penting bagi Barat maupun Timur, dengan cadangan energi dan kedekatannya dengan Timur Tengah.
“Saya selalu mengatakan bahwa saya ingin Laut Hitam menyaksikan kapal-kapal layar, kapal pesiar, kapal besar dengan wisatawan dan bukan menjadi ajang aksi militer. Saya tidak membutuhkan perang di Laut Hitam,” kata Borisov.
“Mari hentikan spekulasi bahwa armada akan dibentuk untuk melawan siapapun,” kata Presiden Plevneliev menambahkan.
“Bulgaria adalah negara damai dan kebijakan luar negerinya tidak ditujukan pada siapapun.” Seorang diplomat senior Rusia pada Rabu memperingatkan NATO untuk tidak membangun pasukan angkatan lautnya di Laut Tengah, dan mengatakan bahwa langkah semacam itu akan merusak keamanan regional serta hubungan Moskow yang sudah terlanjut keruh dengan aliansi tersebut.
Masalah armada tersebut diperkirakan akan diungkit lagi dalam pertemuan puncak NATO di Warsawa pada Juli saat aliansi itu mempertimbangkan apa lagi yang bisa dilakukannya untuk mencegah apa yang dilihatnya sebagai peningkatan agresi Rusia.
Bulgaria yang dilihat memiliki hubungan paling dekat dengan Rusia di luar bekas negara-negara blok timur lain, mengungkapkan kesiapan untuk ambil bagian dalam brigade darat multinasional NATO yang bermarkas di Rumania. Sofia mengatakan bisa mengirimkan hingga 400 orang untuk pelatihan dan latihan gabungan.
Berdasar Konvensi Montreux, negara-negara yang tidak mempunyai garis pantai Laut Hitam tidak bisa menempatkan kapal perangnya di kawasan itu selama lebih dari 21 hari. Anggota NATO Turki, Rumania dan Bulgaria semuanya merupakan negara di cekungan Laut Hitam.