Perusahaan pertahanan Korea Hanwha Thales akan menampilkan model sistem radar untuk jet tempur yang dibangun Korea dan Indonesia KF-X bulan depan. Hal ini sebagai langkah pertama untuk mengembangkan radar active electronically scanned array (AESA)
CEO Hanwha Thales Chang Si-kweon sebagaimana dilaporkan Korea Times Jumat 17 Juni 2016 mengatakan jika model bekerja, perusahaan Korea berencana untuk memproduksi prototipe Juni mendatang, dan versi upgrade di Juni 2018.
Hanwha Thales, sebuah afiliasi dari Hanwha Group pada 20 April ditunjuk sebagai pemenang lelang untuk membangun radar AESA proyek KF-X. Perusahaan mengalahkan LIG Nex1.
Hanwha Thales mendirikan pusat penelitian bulan ini dengan 80 karyawan yang mengkhususkan diri dalam radar untuk mengembangkan radar ASEA. “Kami yakin bahwa kami dapat mengembangkan radar AESA seperti yang kita telah mempelajari kelayakan pengembangan sebelum kami berpartisipasi dalam penawaran,” kata Chang.
Badan Pengembangan Pertahanan yang mengawasi pengembangan radar AESA merencanakanakan menginstal radar ini ke jet tempur pada 2026. “Hanwha Group sepenuhnya didukung Thales,” kata Chang. “Proyek ini harus berhasil.”
Radar AESA menjadi teknologi penting yang membantu pilot mengidentifikasi teman atau musuh dalam pertempuran dan membidik target di tanah. Korea harus mengembangkan radar sendiri setelah Amerika Serikat memblokir teknologi ini hingga Korea tidak bisa mendapatkannya.
Selain radar AESA, program ini juga harus mengembangkan tiga teknologi rumit yang juga ditahan oleh Amerika. Tiga tekonologi tersebut adalah infrared search and track, electronic optics targeting pod, dan radio frequency jammer.
Inilah empat teknologi F-35 yang diblokir AS hingga tidak bisa diberikan kepada Korea Selatan untuk mengembangkan KF-X