Apakah India berencana untuk menginstal sensor pengawasan bawah laut di Teluk Benggala? Ini adalah pertanyaan yang sedang ramai dibicarakan di kalangan maritim baru-baru ini. Sebuah laporan terbaru di media India menunjukkan New Delhi berencana untuk melakukan proyek bersama dengan Jepang dan Amerika Serikat guna melindungi pesisir India, salah satunya dengan menginstal rantai sensor pengawasan suara atau sound surveillance sensors (sosus) di laut dekat India.
Dalam sebuah artikel untuk majalah pertahanan India pada bulan April tahun ini, Prasun Sengupta, analis dan komentator pertahanan terkenal, menduga bahwa New Delhi sedang mempertimbangkan bantuan Jepang dalam pembangunan jaringan sensor berbasis dasar laut yang membentang dari ujung Sumatera sampai ke Point Indira di Teluk Benggala untuk mencegah kapal selam China mendekati zona ekonomi eksklusif India.
Menurut Sengupta, selain menyediakan dana untuk peningkatan pangkalan udara angkatan laut dan pembangunan stasiun sinyal intelijen elektronik baru sepanjang Andaman dan Nicobar, Tokyo berencana untuk membiayai kabel bawah laut serat optik dari Chennai ke Port Blair.
Setelah selesai, jaringan ini kemungkinan akan terintegrasi dengan Jaringan sosus “Fish Hook” AS-Jepang yang ada dimaksudkan khusus untuk memantau aktivitas kapal selam di Laut China Selatan dan Samudera Hindia Rim.
Titik awal untuk kolaborasi ini diperkirakan sudah dimulai pada kunjungan Perdana Menteri Narendra Modi ke Washington tahun lalu, ketika India dan Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan kerjasama dalam keamanan maritim.
New Delhi dikatakan telah memutuskan untuk bergerak maju dengan rencana untuk memperkuat pertahanan di laut setelah pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN di Lankawi, Malaysia.
Tidak ada konfirmasi resmi dari perkembangan ini. Namun, sangatlah mungkin rencana China untuk membangun anti-acces/ area denial (A2 / AD) di Asia Tenggara telah memicu respon India di Teluk Benggala. Dalam sebuah artikel bulan lalu, Lyle Goldstein, spesialis China, mengaku Beijing sedang dalam proses menciptakan “Great Wall” di bawah di Laut China Selatan dengan membentuk sebuah rantai sensor akustik untuk mendeteksi kapal selam AS.
Sistem hidrofon China dilaporkan dimodelkan pada sosus Angkatan Laut AS yang awalnya dibangun untuk melacak kapal selam Soviet di pertengahan 1950-an. Laporan bahwa Angkatan Laut China di ambang operasionalisasi rantai sensor ini yang mungkin juga mendorong New Delhi untuk mengejar proyek sensor bawah laut di pesisir Asia Selatan.
Sejak awal 2000-an, patroli kapal selam angkatan laut China telah berubah agresif, Angkatan Laut AS dan Jepang mulai menyiapkan rantai array untuk memantau pergerakan kapal selam China di Laut China Timur dan Laut China Selatan. Hal ini mengakibatkan pembentukan “Fish Hook Undersea Defense Line” pada awal 2005, yang membentang dari Jepang hingga Asia Tenggara dengan node kunci di Okinawa, Guam, dan Taiwan. Sistem ini dilaporkan terdiri dari dua jaringan yang terpisah dari hydrophone, salah satu yang membentang dari Okinawa ke Kyushu selatan, dan yang lainnya dari Okinawa ke Taiwan.