Segera Produksi Y-20, China Masih akan Tergantung Pada Il-76

Segera Produksi Y-20, China Masih akan Tergantung Pada Il-76

Produksi massal pesawat angkut berat militer Y-20 akan dimulai pada tahun ini. Menurut media China, pesawat juga akan segera bergabung dengan pasukan militer. Tetapi kemungkinan China masih akan tetap mengimpor pesawat besar dari negara lain, khususnya Il-76 Rusia.

Para pakar militer memperkirakan China mungkin memerlukan tidak kurang dari 100 pesawat angkut militer berat untuk mobilitas global angkatan bersenjatanya, melakukan evakuasi warganya dari bagian dunia yang tidak stabil dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan keamanan.

Y-20
Y-20

“Kemampuan China untuk secara mandiri membangun pesawat angkut militer strategis yang kuat akan ditunjukkan oleh kecepatan mereka menghasilkan pesawat baru,” kata ahli militer Vasily Kashin kepada Sputnik Rabu 15 Juni 2016.

Selain itu, 50-60 pesawat lain akan dibutuhkan untuk membangun pesawat tanker, AWACS, pesawat intelijen elektronik dan peperangan elektronik.

Hingga saat ini, pesawat yang diproduksi secara massal terbesar di China adalah Y-8. Produksi dimulai pada tahun 1981 sampai 2010 dengan 169 pesawat dibangun. Tingkat produksi rata-rata 5-6 pesawat per tahun, namun jauh lebih rendah di tahun-tahun awal.

Secara umum, potensi produksi industri China untuk produksi pesawat besar menurut Sputnik masih relatif kecil.

China saat ini secara bersamaan sedang mempersiapkan untuk meluncurkan tiga model yang benar-benar baru dari pesawat besar, yaitu pesawat penumpang C919, Y-20 dan Xiolung ke dalam produksi. Pada saat yang sama mereka berencana untuk melanjutkan produksi pesawat transportasi menengah Y-8 / Y-9, serta pembom jarak jauh H-6K.

Harus diingat bahwa produksi pesawat baru memakan waktu dan pelatihan personil yang akan bekerja untuk memproduksi pesawat yang ini adalah tugas sulit.

Jika mempercepat jumlah karyawan dapat menyebabkan mutu pelatihan yang berkualitas rendah dan sebagai hasilnya, bisa mengurangi kualitas dari produk akhir. Ada kemungkinan bahwa di tahun-tahun pertama, menurut Kashin, kita akan melihat tingkat produksi hanya sekitar 2-4 mesin per tahun.

Menurut ahli militer ini hal itu berarti bahwa meski China akan siap untuk memulai produksi massal pesawat sendiri, “Mungkin China teta[ terpaksa mengandalkan impor pesawat angkut berat Rusia Il-76.”

“Permintaan pesawat angkut berat di militer China dapat tumbuh lebih cepat dari kapasitas produksi industri China,” kata Kashin.

China telah meningkatkan partisipasinya dalam operasi penjaga perdamaian PBB di benua lain. China juga memiliki pangkalan militer pertama asing di Djibouti dan kemungkinan akan diikuti di daerah lain.

Pemerintah China juga menempatkan masalah perlindungan warganya di luar negeri dengan sangat serius dan melakukan segala macam operasi kompleks untuk mengevakuasi warga negaranya dari zona konflik.

Dengan demikian, pesawat transport militer berat terus menjadi area yang menjanjikan dalam kerjasama Rusia-China setidaknya sampai kapasitas produksi pesawat besar China akan benar-benar cepat.