Saat ini, tiga negara, Amerika Serikat, Rusia dan Cina, sedang mengembangkan pesawat pembom strategis generasi berikutnya. Sebuah platform raksasa dan rumit dengan tugas untuk menjadi kaki nuklir di udara. Apa saja program masing-masing negara.
Amerika Serikat
Bomber Angkatan Udara AS generasi berikutnya dikenal sebagai B-21 yang sedang dikembangkan oleh Northrop Grumman. Pada bulan Mei, dilaporkan bahwa USAF akan mengumumkan nama pesawat baru ini saat konferensi tahunan pada bulan September.
Sudah ada sekitar 4.600 nama yang diusulkan sebagi bagian dari kontes yang digelar Angkatan Udara.
Northrop Grumman memenangkan tender US$80 miliar untuk mengembangkan bomber baru ini setelah mengalahkan Boeing dan Lockheed Martin yang sempat diwarnai protes.
Pembom B-21 pertama diharapkan akan dikirimkan ke USAF pada tahun 2025. Saat ini, mereka diperkirakan seharga sekitar US$21,4 miliar dan direncanakan Angkatan Udara AS akan membangun 100 pesawat hingga 2037. Bomber baru sebagian akan menggantikan pesawat B-52 dan B-1 B. Dari rendering art menunjukkan B-21 mirip dengan B-2 yang merupakan sayap terbang. Menurut beberapa bocoran, bomber akan memiliki jangkauan operasional 9.000 km dan membawa senjata hingga 12 ton.
China
China mulai mengembangkan pembom strategis generasi baru pada tahun 2008. Saat ini, pesawat ini dikenal sebagai H-20. Pesawat sedang dikembangkan oleh Shanghai Aircraft Design dan Research Institute. Sebelumnya, pesawat konsep siluman dikembangkan.
Dengan proyek ambisius, China telah berpegang pada strategi pengembangan di dalam negeri dengan meminjam pengalaman negara-negara yang lebih maju secara teknis.
Kontribusi tertentu untuk proyek dibuat oleh Noshir Gowadia, seorang insinyur desain yang sebelumnya bekerja untuk Northrop Grumman. Dia juga memberikan kontribusi untuk pengembangan B-2 Spirit. Pada tahun 2011, ia dihukum 32 tahun karena menjual informasi rahasia ke China.
Jadi, tidak mengherankan H-20 memiliki desain sayap terbang seperti analog Amerika. H-20 diharapkan untuk bergabung dengan Angkatan Udara Cina pada tahun 2025.
Rusia
Pembom strategis siluman generasi baru dikenal sebagai Advanced Long-Range Aviation Complex (PAK DA). Pesawat ini sedang dikembangkan oleh Biro Desain Tupolev dan diharapkan untuk masuk layanan pada tahun 2025. Penerbangan perdana direncanakan akan dilakukan pada 2021 dan pengiriman kepada Aerospace Pasukan Rusia untuk tes akan dimulai pada 2023. Tetapi jadwal ini sepertinya akan sulit dipenuhi mengingat Rusia kini justru fokus untuk membuka kembali garis produksi Tu-160 Blacjack.
R & D untuk bomber baru dimulai pada 2009. Pekerjaan skala besar dimulai pada tahun 2004 di bawah Proyek 80. Pada dekade berikutnya, PAK DA akan menggantikan Tu-95 dan kemudian Tu-160, juga dikenal sebagai White Swan.
Bomber baru dirancang sangat berbeda dibanding White Swan dengan juga akan mengadopsi sayap terbang yang dikembangkan oleh Amerika. Pembom akan memiliki kecepatan subsonik dan untuk mengkompensasi kurangnya kecepatan ini pesawat akan dilengkapi dengan teknologi siluman dan kemampuan perang elektronik.
Pesawat ini akan mampu untuk membawa udara ke permukaan dan rudal udara ke udara serta bom konvensional dipandu. Selain itu, rudal hipersonik yang sekarang dalam pembangunan untuk PAK-DA. Mereka diharapkan mencapai kecepatan lima Mach.
Siapa ketiga bomber yang akan terbang duluan? Kita tunggu saja.