Armada Ketiga Angkatan Laut Amerika Serikat akan mengerahkan sejumlah kapal ke Asia Timur yang menjadi tanggungjawab Armada Ketujuh yang berkedudukan di Jepang. Kelompok kapal permukaan Armada Ketiga Pasifik, yang mencakup kapal-kapal perusak USS Spruance dan USS Momsen yang berpeluru kendali, dikerahkan ke Asia Timur pada April.
Seorang pejabat AS pada Selasa 14 Juni 2016 mengatakan langkah ini diambil pada saat ketegangan meningkat dengan China.
“Kapal-kapal Armada Ketiga dikerahkan lagi di kawasan itu di masa mendatang,” kata seorang pejabat AS yang meminta jatidirnya tak disebut. Ia dan seorang pejabat kedua mengatakan kapal-kapal itu akan melakukan sejumlah operasi, tetapi tak memberikan rincian.
China mengklaim sebagian besar wilayah dari Laut China Selatan. Tiap tahun kapal-kapal melintasi kawasan itu dengan membawa barang-barang senilai 5 triliun. Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei memiliki klaim tumpang tindih, dan juga hubungan militer dengan Amerika Serikat.
China dibuat marah oleh apa yang dipandangnya sebagai patroli-patroli militer AS yang provokatif dekat pulau-pulau yang China kendalikan di Laut China Selatan. AS menyatakan patroli-patroli tersebut adalah untuk melindungi kebebasan navigasi.
Armada Ketiga, yang berkedudukan di San Diego, California, biasanya melakukan operasi-operasi ke sisi timur dari garis batas internasional Samudera Pasifik.
Panglima Armada Pasifik AS, Laksamana Scott Swift, seperti dikutip Nikkei Asian Review dari Jepang mengatakan pada Selasa bahwa langkah tersebut terjadi dalam “konteks ketaktentuan dan perasaan tak nyaman di kawasan,” sebuah rujukan yang jelas ditujukan kepada perilaku China.
Swift mengatakan bahwa AL hendaknya memanfaatkan “kekuatan gabungan menyeluruh” dari 140.000 pelaut, lebih 200 kapal dan 1.200 pesawat yang membentuk Armada Pasifik.
Armada Ketujuh terdiri atas sebuah kelompok serang kapal induk, 80 kapal lainnya dan 140 pesawat. Armada Ketiga memiliki lebih 100 kapal termasuk empat kapal induk pesawat tempur.
Para pejabat China telah menyalahkan ketegangan-ketegangan yang meningkat atas AS. “Saya fikir sebelum apa yang disebut ‘pengimbangan kembali di Asia Pasifik,’ oleh pihak Amerika, Laut China Selatan sangat, sangat damai,” kata Liu Xiaoming, duta besar China untuk Inggris, kepada kantor berita Reuters dalam wawancara pekan lalu.
“China bicara kepada negara-negara tetangga. Kita punya Deklarasi Perilaku (DoC). Dan Filipina bicara kepada kami. Ketika pihak Amerika datang, dengan membawa apa yang disebut ‘pengimbangan’ kembali, terjadi perubahan dramatis.” “Mereka ingin mencari alasan supaya punya kehadiran militer yang kuat di Laut China Selatan dan di Asia Pasifik. Kalau tenang, apa alasan bagi mereka untuk berada di sana?” tanya dia.