Perjalanan Darat di Afghanistan Makin Rawan, Strategi NATO Dipertanyakan

Perjalanan Darat di Afghanistan Makin Rawan, Strategi NATO Dipertanyakan

Serangkaian penculikan dan pembunuhan di sejumlah jalan tol Afghanistan menjadikan sejumlah pejabat dan pengunjung mempertanyakan strategi dukungan NATO mengurangi pos pemeriksaan keamanan, yang melindungi perjalanan.

Kebijakan itu dikeluarkan untuk memudahkan kepolisian dan tentara mengejar kelompok Taliban. Sejak akhir Mei, lebih dari 200 orang dilaporkan diculik dan setidak-tidaknya 21 orang terbunuh di Afghanistan utara dan timur.

Jalan berbahaya di negara bergolak itu, saat pemberontakan Taliban dan kelompok keras lain memperluas cengkeraman mereka.

Namun, peningkatan dalam penculikan dan pembunuhan, yang banyak disalahkan kepada Taliban, datang beberapa bulan setelah pasukan internasional pimpinan NATO mendorong pasukan keamanan Afghanistan menutup sejumlah pos pemeriksaan kecil.

Pada Mei akhir, Taliban juga menyebutkan nama pemimpin baru mereka, meskipun masih belum jelas apakah mereka mengubah taktik mereka untuk menyerang sasaran yang lebih mudah.

Juru bicara kementerian pertahanan, Mohammad Radmanish mengatakan sejumlah langkah telah ditempuh untuk mengamankan perjalanan. Sebagian besar masyarakat dan pebisnis Afghanistan harus menggunakan jalur darat, dikarenakan tidak adanya dan mahalnya penerbangan.

“Penculikan orang tidak bersalah, yang menjadi siasat baru dari kelompok Taliban, merupakan kekhawatiran kami,” kata Radmanish, “Kami telah meningkatkan jumlah patroli dan pagkalan di sejumlah jalan tol besar pada siang hari.” Langkah mengadakan pos penjagaan lebih sedikit itu bertujuan mengurangi korban dari pasukan keamanan dan meningkatkan operasi ofensif, dan sekutu mengatakan bahwa mereka masih mendukung kebijakan itu.

“Pengurangan jumlah pos penjagaan sebenarnya membuat Pasukan Keamanan Afghanistan dapat menanggapi aktivitas musuh lebih cepat dan bergerak dari bertahan menjadi penyerangan,” juru bicara pihak koalisi, Brigadir Jenderal Charles Cleveland mengatakan dalam pernyataan.

Serangan jalanan terhadap para warga sipil, meskipun demikian, telah mengejutkan para pejabat Afghanistan, dan pihak pemerintah meninjau ulang kebijakan itu, ujar seorang pejabat militer senior Afghanistan yang tidak menyebutkan namanya. Cleveland mengatakan bahwa dia yakin pasukan keamanan Afghanistan dapat mengamankan jalur transportasi lebih baik.

Sejumlah supir bus dan penumpang menjelaskan adanya peningkatan rasa takut, meskipun adanya usaha pemerintah untuk menghentikan serangan itu. “Taliban ada di mana-mana dan mengambil tawanan kapanpun mereka mau,” kata supir bus, Nasrullah, yang bepergian antara ibu kota Kabul dan Kunduz yang terletak di bagian utara. “Sejumlah penumpang takut [mereka] terus berbicara dengan para anggota keluarganya di telepon, terkadang selama perjalanan penuh,” katanya.

Provinsi Ghazni, lokasi dimana terdapat 12 orang tewas dan hampir 50 orang lainnya diculik dalam serangan jalanan pada Rabu, terletak di jalan tol penting yang menghubungkan Kabul dan Kandahar yang ada di selatan.

Tentara masih berpatroli di rute itu pada siang hari, namun dengan banyaknya pos penjagaan yang ditutup mereka hanya memiliki keberadaan yang sesaar, ujar Hanif Rezaee, juru bicara pihak militer di Ghazni.

“Masih terdapat sejumlah pos penjagaan kecil, namun pada malam hari para tentara kembali ke pangkalan mereka,” kata dia kepada Reuters Senin 13 Juni 2016, “Sangat sulit bagi kami untuk melakukan patroli selama 24 jam.” Pejabat keamanan mengatakan bahwa cara yang dilakukan oleh kelompok Taliban kemungkinan untuk mengungkap kelemahan pemerintah di luar pusat perkotaan.

“Dengan cara menculik para penumpang, pihak Taliban mencoba untuk membuat masyarakat melawan pihak pemerintah, menunjukkan bahwa pemerintah tidak dapat membuat mereka aman,” kata Mohammad Qasim Jangalbagh, kepala polisi Kunduz, dimana para pasukan keamanan telah menyelamatkan setidaknya 140 orang tawanan yang diculik pada Mei.

Sediq Sediqqi, juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan, mengatakan bahwa pihak pemerintah sedang meninjau ulang strategi keamanan jalan tol mereka dikarenakan serangan yang terjadi belakangan ini. “Kami telah memutuskan untuk meningkatkan jumlah pos pemeriksaan di sejumlah jalan tol besar dan juga meningkatkan jumlah patroli,” katanya.