Presiden Barack Obama telah menyetujui untuk memberikan kewenangan militer untuk pasukan mereka yang ditempatkan di Afghanistan. Peran lebih luas ini memungkinkan mereka untuk bersama dengan pasukan Afghanistan bertempur melawan Taliban yang semakin kuat.
Pejabat senior pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters keputusan ini juga akan memungkinkan penggunaan yang lebih besar dari kekuatan udara AS, terutama dukungan udara.
Keputusan Obama lagi mengubah peran dukungan Amerika dalam konflik di Afghanistan, lebih dari setahun setelah pasukan internasional menyelesaikan misi tempur mereka dan memberikan beban ini kepada tentara Afghanistan.
Hal ini juga diambil menjelang keputusan Obama apakah akan terus bergerak dengan rencana pengurangan secara bertahap jumlah pasukan AS di Afghanistan dari sekitar 9.800 saat ini menjadi 5.500 pada awal 2017.
Sekelompok pensiunan jenderal dan diplomat senior pekan lalu mendesak Obama untuk melupakan rencana tersebut dan memperingatkan mereka dapat merusak perang melawan Taliban Afghanistan, yang pemimpinnya tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di Pakistan bulan lalu.
Di bawah kebijakan baru, komandan AS di Afghanistan, Jenderal John Nicholson, akan dapat memutuskan kapan saat yang tepat untuk pasukan Amerika menemani pasukan konvensional Afghanistan ke lapangan, sesuatu yang mereka sejauh ini hanya dilakukan dengan pasukan khusus Afghanistan.
Keputusan ini akan mengubah aturan tentang keterlibatan pasukan AS di Afghanistan yang salama ini memberi batasan pada pasukan AS untuk menyerang pemberontak.
Misalnya, militer AS sebelumnya hanya diizinkan untuk mengambil tindakan terhadap Taliban saat mereka bantuan diperlukan untuk mencegah pasukan militer Afghanistan dipukul mundur. Dengan kata lain keterlibatan hanya dilakukan dalam rangka pertahanan atau defensif, tidak menyerang. Tetapi dengan perluasan peran ini, pasukan Amerika bersama tentara Afghanistan bisa bergabung dalam misi serangan atau ofensif. “Pasukan AS akan lebih proaktif mendukung pasukan konvensional Afghanistan,” kata pejabat itu sebagaimana dikutip Reuters Jumat 10 Juni 2016 lalu.