Site icon

Ekspor Senjata: AS Tak Tergeser, Rusia Buka Peluang di Iran, Prancis Mengancam

Su-30SM

Amerika masih mendominasi ekspor senjata pada 2015, sementara Rusia mememiliki peluang untuk masuk pasar Iran, tetapi Prancis juga bisa menggeser posisinya dalam beberapa tahun ke depan.

Perusahaan konsultan IHS Inc dalam Laporan Perdagangan Pertahanan Global yang diterbitkan Minggu 12 Juni 2016 menyebutkan dari sisi eksportir Rusia masih menduduki peringkat nomor dua setelah Amerika tetapi kemungkinan untuk meningkatkan perdagangan dengan Iran ketika negara itu mulai menggantikan peralatan angkatan udara tua mereka setelah kesepakatan nuklir dicapai tahun lalu mulai mengurangi sanksi internasional. “Ini adalah  peluang besar yang bisa mencapai US$40 miliar sampai US$60 miliar,” kata Ben Moores, analis pertahanan senior di IHS Aerospace, Defense & Security dalam laporan itu. Studi ini meneliti tren pasar pertahanan global di 65 negara.

Di Asia, negara-negara yang berbatasan dengan Laut China Selatan meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka hingga 71 persen sejak tahun 2009 karena mereka harus mengimbangi kebangkitan China, dengan pembelian seperti rudal pesawat dan anti-kapal, kata IHS.

AS tetap menjadi eksportir senjata paling atas pada tahun 2015 dengan memasok hampir US$23 miliar peralatan dengan sekitar US$8,8 miliar sendiri bergerak ke Timur Tengah, didorong oleh penjualan pesawat dan sistem misi yang terkait. “Ke depan, total dapat melebihi US $ 30 miliar dengan dimulainya pengiriman F-35,” kata laporan itu sebagaimana dikutip Bloomberg.

Tetapi posisi Rusia yang telah lama menjadi eksportir terbesar kedua di dunia tidak akan aman karena Prancis bersiap untuk mengambil tempatnya pada tahun 2018 dengan setelah memenangkan proyek pembangunan kapal selam untuk Australia senilai US$ 39 miliar.

 

 

 

 

 

 

Exit mobile version