Angkatan Darat Amerika ternyata memiliki rudal pencegat yang dirancang untuk melindungi pasukan yang dikerahkan ke garis depan. Sistem ini dirancang untuk menghacnurakn tembakan artileri, roket, mortir, rudal jelajah hingga drone dan pesawat.
Uji penembakan yang berlangsung di White Sands Missile Range N.M menunjukkan kemampuan dari Multi-Mission Launcher (MML) baru yang Miniature Hit-to-Kill missile. Dinamakan “hit-to-kill” karena senjata ini hanya menggunakan energi kinetik tanpa peledak. Interceptor menggunakan kecepatan dan dampak dari tabrakan untuk menghancurkan target.
Idenya adalah untuk memberikan tentara yang dikerahkan di pangkalan garis depan kemampuan untuk membela diri dari tembakan musuh.
Multi-Mission Launcher, atau MML, adalah senjata yang dimuat di truk sebagai bagian dari sistem Integrated Fire Protection Capability Inc 2. Sistem, yang menggunakan radar dan teknologi control fire Sentinel untuk mengidentifikasi dan menghancurkan tembakan yang mendekat dan melindungi pasukan yang dikerahkan ke garis depan. Teknologi ini menggunakan perintah dan kontrol sistem yang disebut Integrated Air and Missile Defense Battle Command System atau IBC.
MML launcher bisa berputar 360 derajat dan memiliki sudut tembak 0-90 derajat untuk mengidentifikasi dan melumpuhkan tembakan dari berbagai arah dan sudut.
“MML terdiri dari 15 tabung. Dikembangkan menggunakan arsitektur sistem terbuka,” kata Angkatan Darat dalam pernyataannya yang dikutip Scout Warror belum lama ini.
Dengan serangan roket ISIS yang membunuh Marinir AS saat ada di pangkalan di Irak Irak baru-baru ini, sistem ini bisa membuat perbedaan operasi dan perlindungan bagi pasukan.
Yang menarik sistem perlindungan ini juga menggunakan rudal Hellfire, rudal penghancur tank seberat 100 pon yang biasanya dipecat dari pesawat dan drone seperti Gray Eagle, Predator dan Reaper serta helikopter serang Apache. Selain itu juga menggunakan rudal AIM-9X yang awalnya adalah rudal udara ke udara. Rudal antipesawat Stinger juga masuk dalam sistem perlindungan ini.
“Kami sepenuhnya terintegrasi dengan AIM-9X dan Longbow (Hellfire). Ini adalah upaya monumental kami,” kata Kolonel Terrence Howard, Project Manager, Cruise Missile Defense Systems Project Office, PEO Missiles and Space kepada Scout Warrior.
“Ini adalah kemampuan yang, ketika sepenuhnya matang dan diterjunkan akan cocok untuk melawan ancaman udara canggih yang semakin beragam. MML akan sangat membantu melindungi pasukan darat kita dari bahaya di bawah pertempuran yang keras,” kata James Lackey, Direktur dari AMRDEC.