PT Pindad (Persero) melalui Direktur Utama-nya Silmy Karim memastikan dua negara Timur Tengah berminat memesan senjata baru buatan perusahaan itu karena kualitas dan akurasi yang maksimal.
“Dua negara dari Timur Tengah sudah menyatakan minat memesan senjata baru Pindad. Beberapa negara lainnya selain senjata juga berminat pada kendaraan tempur,” kata Silmy, di sela-sela peluncuran empat senjata baru Pindad, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis.
Keempat senjata baru yang diluncurkan adlaah Senapan Serbu SS3, Senapan Serbu SS2 subsonic 5,66 mm, Sub Machine Gun dan Pistol G2 Premium. Satu negara Asia Tenggara, Laos bahkan sudah memesan terlebih dulu.
“Laos tertarik terhadap Pistol G2 Premium, karena sudah menguji kehandalan senjata itu saat menang lomba tembak tingkat internasional bersama TNI AD beberapa waktu lalu di Australian Army of Skill Arms of Meeting (AASAM) pada Mei 2016,” ujar Silmy.
Realisasi kontrak Ia menjelaskan dalam merealisasikan kontrak pemesanan senjata, Pindad mengedepankan tiga hal pokok yaitu prospek industri dalam negeri terkait dengan potensi pasar ekspor, hubungan luar negeri, dan kemudahan investasi.
“Kita bisa memproduksi di dalam negeri kemudian diambil oleh pemesan, atau diproduksi di negara importir dengan mengunakan fasilitas pabrik di sana,” ujarnya.
Selain pesanan senjata dari dua negara Timur Tengah tersebut, sejumlah negara lainya juga berminat terhadap kendaraan tempur, amunisi kaliber besar buatan Pindad.
Saat eksibisi uji senjata di Jordania beberapa waktu lalu, senjata buatan Pindad jenis SPR 2 dan 3 (sniper) masuk dalam kategori terbaik, sehingga meyakinkan negara-negara di kawasan itu untuk mendatangkan senjata dari Indonesia.
“Mudah-mudahan finalisasi pembicaraan pemesanan dengan negara Timur Tengah bisa selesai pada minggu depan, sehingga langsung fokus pada produksi yang disesuaikan deng spesifikasi pemesanan,” ujarnya.
Khusus pistol jenis G2, selain permintaan dari Timur Tengah dan beberapa negara lainnya, juga diproduksi untuk memenuhi pasar dalam negeri yaitu permintaan dari Perbakin. “Perbakin memesan hingga 10.000 unit senjata G2 yang dipenuhi bertahap pengiriman pertama sebanyak 2.000 unit hingga pesanan terpenuhi,” katanya.
Meski begitu Silmy tidak merinci lebih lanjut nilai kontrak yang diperkirakan diperoleh dari pesanan negara Timur-Tengah tersebut karena masih dalam tahap finalisasi.
Silmy optimistis pesanan senjata laras pendek dan laras panjang dari Kementerian Pertahanan juga akan meningkat seiring dengan kebijakan peningkatan kualitas sistem alutsista nasional.