Prancis telah masuk ke dalam ketegangan Laut China Selatan dengan menyerukan Angakatan Laut Eropa melakukan patroli lebih sering di jalur air yang diperebutkan dan menjadi sumber ketegangan China dan Amerika Serikat serta sekutunya di Asia.
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian, saat berbicara di sebuah konferensi keamanan tiga hari di Singapura, meminta angkatan laut Eropa mulai terlihat keberadaannya di wilayah tersebut untuk menegakkan hukum laut dan kebebasan navigasi. “Kita harus mempertahankan hak ini dan membela diri kita sendiri,” katanya.
Meskipun menteri pertahanan Perancis tidak secara eksplisit menyebut China, pernyataannya itu jelas mengarah ke Beijing, yang telah secara agresif mengejar klaim teritorial di Laut China Selatan dengan pembangunan fasilitas militer di pulau-pulau buatan.
“Jika hukum laut tidak dihormati hari ini di laut China, besok juga akan mengancam di Kutub Utara, di Mediterania, atau di tempat lain,” kata Le Drian dalam konferensi keamanan, yang dikenal sebagai Shangri-La Dialogue dan diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies sebagaimana dikutip Foreign Policy.
Sikap Perancis menandai pushback internasional terbaru terhadap aktivitas China di perairan ini. Dalam Konferensi Singapura ini berkumpul pejabat tinggi pertahanan dan diplomat dari berbagai negara yang banyak membahas tantangan keamanan yang dihadapi Asia yang semakin terganggu dengan ketegangan Laut China Selatan.
Beijing pada kesempatan itu membela kebijakannya dan menuduh Washington telah campur tangan di wilayah tersebut. Tapi China adalah target untuk kritik tidak langsung dari negara lain. Sementara Menteri Pertahanan AS Ash Carter mengeluarkan peringatan keras kepada Beijing dalam pidatonya di konferensi tersebut
“China akan menghadapi tindakan AS jika mencoba untuk merebut kembali daratan di Scarborough Shoal yang disengketakan di lepas pantai Filipina,” tegas Carter.
Dan sekarang, dengan komentar Prancis, bahkan negara-negara Eropa dianjurkan unuk juga memberi respons atas sikap keras China tersebut.
Untuk Perancis dan Eropa, kata Le Drian, itu bukan hanya tentang melindungi kepentingan ekonomi dan perdagangan di wilayah tersebut tetapi juga tentang penegakkan tatanan internasional dan aturan hukum.
Le Drian mengatakan ia akan segera memberikan rincian lebih lanjut tentang proposal untuk patroli rutin oleh angkatan laut Eropa di Laut China Selatan.