Pesawat tempur siluman Rusia membuat penampilan mengejutkan pada 5 Juni dengan terbang di Semenanjung Krimea dalam ajang Aviadart-2016. Jelas ada pesan khusus ketika pesawat yang masih dalam pengembangan itu terbang di wilayah yang pada 2014 memisahkan diri dari Ukraina dan memilih bergabung ke Moskow.
Jet tempur T-50 – jawaban Rusia untuk Angkatan AS Udara F-22 – memang masih jau dari kemampuan dan kesiapan tempur. Pesawat dua mesin dengan karakteristik siluman itu masih dalam tahap uji prototip dan dikabarkan juga didera sejumlah masalah seperti desain, kualitas kontrol dan pembiayaan. Jadi untuk masuk ke garis depan pertempuran masih harus melewati jalan yang panjang.
Tapi ada sebuah misi yang diemban dari penerbangan itu. Penampakan T-50 di atas wilayah yang dulu milik Ukraina yang sekarang jadi musuh Rusia tampaknya membawa pesan kuat.
Setelah aneksasi Krimea pada tahun 2014, kemudian dituduh terlibat dalam perang Ukraina sampai tahun 2015, dan melakukan kampanye udara intensif di Suriah pada tahun 2016, angkatan udara Rusia bisa berada di titik kelelahan .
Tapi dengan menunjukkan teknologi tinggi tempur siluman yang menderu-deru mengesankan kesan kelelahan itu tidak ada. Implikasi dari manuver T-50 di langit Crimea adalah bahwa pesan bahwa Rusia – khususnya, angkatan udara nya – masih kuat.
Setidaknya sekali setahun sejak 2013, militer Rusia telah menyelenggarakan sebuah game perang udara internasional yang dikenal dengan “Aviadarts” untuk menyaingi Red Flag Amerika. Aviadarts terbuka untuk semua negara mereka terutama mereka yang tidak akan diterima di Red Flag
China adalah peserta reguler. Belarusia dan Kazakhstan juga telah mengirim pesawat dan kru. Sebanyak 50 pesawat tempur berkumpul di beberapa pangkalan udara selama beberapa hari untuk melakukan misi simulasi pemboman dan pertempuran udara. Acara ini bahkan terbuka untuk publik.
T-50 yang muncul lebih dari Crimea pada tanggal 5 Juni mengambil bagian dalam Aviadarts 2016 yang menjadi debut pesawat itu di latihan ini. Masyarakat lokal Rusia ada di sana untuk melihatnya.
Angkatan udara Rusia seperti diketahui sempat runtuh setelah runtuhnya Uni Soviet. Sampai kemudian Presiden Vladimir Putin di awal masa jabatan kedua pada tahun 2004 menyatakan angkatan udara akan mulai menerima uang yang dibutuhkan untuk memperbaiki jet lama, membeli pesawat baru dan mengembalikan pelatihan untuk pilot garis depan.
Aviadarts adalah kesempatan bagi Moskow untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan udara mereka masih harus diperhitungkan.
“Media Rusia telah membuat kompetisi ini sebagai upaya untuk memamerkan kekuatan udara mereka sekarang, akhirnya, menyeret dirinya keluar dari situasi lesu,” kata Thomas Newdick, penulis di Modern Military Aircraft saat membahas Aviadarts 2014.
Angkatan udara berhasil memperbaiki ratusan pesawat era Soviet dan membeli ratusan tambahan pesawat baru. Tapi pesawat “baru”, pada kenyataannya , hampir semua adalah upgrade jet versi Soviet.
Sementara industri Rusia telah menyusun radar baru dan rudal, T-50 adalah salah satu dari beberapa desain badan pesawat Rusia yang benar-benar baru. Tetapi Rusia tidak bisa menutupi ada masalah di pembangunan pesawat ini. Bahkan beberapa kali India yang jadi mitra pengembang mengeluhkan tentang pesawat tersebut
Moskow kemudian juga menurunkan rencana jumlah pembelian pesawat. Yuri Borisov, wakil menteri pertahanan, mengatakan pada Maret 2015 dari rencana awal untuk membangun setidaknya 50 T-50 pada tahun 2020 kini hanya menjadi 12 saja setengah dari yang sudah terbang sebagai kendaraan uji prototipe.
Sumber: thedailybeast.com
