Operasi militer Rusia melawan ISIS di Suriah telah diakui sebagai iklan efekfif untuk memasarkan beberapa senjata terbaik di arsenal Rusia hinggamembantu meningkatkan penjualan senjata dan menarik pembeli baru. Akibatnya, satu kesepakatan dengan Aljazair untuk pengiriman 12 pembom Su-32 (varian ekspor Su-34) mungkin akan menutupi biaya Moskow di Suriah.
Keterlibatan Rusia di Suriah diperkirakan telah menghabiskan biaya kurang dari US$500 juta, menurut angka beredar di media pada bulan Maret. Kesepakatan dengan Aljazair, yang diteken pada bulan Desember 2015, dikatakan bernilai hingga US$600 juta, menurut Global Security.
“Dalam retrospeksi, keterlibatan Rusia berisiko, tapi berhasil bergerak,” tulis surat kabar harian nasional Austria Der Standard. Dan itu membantu untuk mendorong kesepakatan maju.
Moskow telah melakukan pembicaraan dengan Aljazair untuk pengiriman ahli dari Sukhoi Su-34 selama delapan tahun. Negosiasi tampaknya bergerak mana-mana. Pada akhir September 2015, Rusia meluncurkan kampanye; Su-34 mengambil bagian dalam pertempuran pertama mereka.
Kinerja Pesawat ini sangat mengesankan membuat para ahli pertahanan berharap pesawat ini akan laris manis di tahun-tahun mendatang. “Para ahli mengatakan bahwa penawaran senjata masa depan akan membawa industri pertahanan Rusia hingga US$6,8 miliar,” tambah Der Standard.
Sergey Chemezov, CEO Rostec Corporation, baru-baru ini mengatakan bahwa portofolio ekspor eksportir senjata Rusia Rosoboronexport mencapai US$48 miliar. Tren ini kemungkinan besar akan menguat.
Pembeli senjata terkemuka buatan Rusia termasuk China, India dan Vietnam, menurut Der Standard digambarkan sebagai “klien lama dan terpercaya di Asia Tenggara.” Selain itu, Aljazair, Mesir dan Iran juga telah membeli senjata Rusia