Pembunuh Kapal Induk

China juga kerap disebut sebagai negara yang mengalami kemajuan cepat dalam rudal antikapal. Bahkan rudal balistik anti kapal DF-21D disebut-sebut sebagai pembunuh kapal induk. Yang pasti, DF-21 ASBM dikatakan sebagai senjata yang unik, salah satu yang tidak dimiliki oleh negara lain. Hal ini yang kemungkinan menjadi indikator bahwa China telah melangkah di depan lawan-lawannya.
Tetapi apa benar DF-21D akan menjadi sebuah “game-changer” dalam perang di laut? Sejumlah ahli mengatakan iya. Bahkan Amerika kerap secara terbuka mengkhawatirkan hal ini. Tetapi sepenuhnya harus disadari ketika Pentagon mengatakan secara terbuka tentang kekhawatirannya terhadap China, jangan dianggap itu sebagai sebuah kenyataan. Sudah jamak pernyataan-pernyataan semacam itu digunakan untuk membuka pintu anggaran agar dana yang diberikan lebih besar.
Memang harus diakui China mungkin telah melangkah untuk menutup gap kekuatan dengan Washington, tetapi hampir tidak mungkin jika Beijing sudah bisa sejajar atau bahkan di depan Amerika. Sementara Amerika yang terbiasa nyaman dengan tiga atau empat langkah di depan, sudah gelisah ketika situasi berubah menjadi dua atau tiga langkah karena lawan melakukan pengurangan gap.
Seperti halnya mesin pesawat, teknologi rudal China juga masih harus dibuktikan. Sejauh ini akurasi dan daya jangkau rudal belum pernah dibuktikan. Belum lagi jika menghadapi tindasan perang elektronik lawan.
Ini bukan berarti mengatakan China adalah macan kertas. Sama sekali tidak. Bahwa China telah melakukan langkah besar, iya. Tetapi untuk mengatakan China tidak tertandingi saat ini itu adalah hal yang berbeda. Beijing masih harus bekerja keras, jika ingin melakukan hal itu. Selain juga harus disadari, negara yang dikejar seperti Amerika dan Rusia juga tidak akan sudi menempatkan posisinya di belakang China. Mereka terus bekerja untuk menjaga atau bahkan memperluas gap. Start awal di mana Amerika dan Rusia telah jauh lebih lama mengembangkan teknologi militer adalah fakta yang tidak mungkin diabaikan dan itu adalah modal yang tidak mungkin dikejar oleh China.
Di banding dengan negara-negara lain di luar Rusia dan Amerika, terutama negara di wilayah Asia, China memang telah meninggalkan mereka. Tetapi harus diingat hampir semua negara di wilayah ini melakukan start bersama. Kecuali Jepang yang sudah mencapai teknologi tinggi dalam Perang Dunia II. Tetapi setelah itu, Jepang memilih merunduk untuk menghentikan pembangunan militer mereka.
Tetapi dibandingkan Amerika dan Rusia, secara keseluruhan, kesenjangan kekuatan militer China dengan Amerika dan Rusia masih lebar di segala sektor. Jet tempur, kapal induk, kapal selam, pesawat mata-mata, drone dan sebagainya, adalah sistem teknologi yang sangat rumit yang ketika China bergerak maju, Amerika juga melangkah ke depan. Kecuali China bisa melakukan lompatan mengejutkan yang secara dramatis mendorong mereka tiba-tiba ada di depan Amerika. Apakah itu mungkin? Tidak ada yang tidak mungkin. Tetapi keajaiban kerapkali hanya menjadi bagian kecil dari hukum alam yang kebanyakan berjalan normal.