Meningkatnya kegiatan NATO di daerah sekitar Laut Baltik akan memunculkan respon militer dan politik Rusia. Demikian disampaikan Alexander Grushko, Duta Besar Rusia untuk NATO kepada Kommrersant FM dan dikutip Kantor Berita TASS Sabtu 4 Mei 2016.
“Keputusan untuk menyebarkan batalion tambahan [NATO] telah memunculkan perubahan situasi regional di bidang keamanan kualitatif,” katanya. “Hari ini situasi ini memperoleh parameter baru dan itu pasti akan membutuhkan tidak hanya respons politik tetapi juga tindakan militer yang sesuai.”
Militer Rusia “Akan menonton dengan banyak perhatian untuk menentukan apa yang diperlukan untuk menetralisir risiko. Ini semua terlalu jelas bahwa tindakan akan diambil dan mitra kami di NATO tidak harus terkejut atas hal itu,” kata Grushko. “Semua politisi dan militer berpikir realistis menyadari bahwa tindakan apapun akan memicu penetralan baik cepat atau lambat.”
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan sebelumnya empat batalyon tempur akan dikerahkan di Polandia dan tiga negara Baltik bekas Soviet yakni Estonia, Latvia dan Lithuania.
Dari Juni 3-19 Juni NATO menggelar latihan BALTOPS 16 yang melibatkan 15 negara anggota aliansi tersebut, serta Finlandia dan Swedia. Latihan perang akan melibatkan lebih dari 6.100 personel. Hampir bersamaan, latihan perang Saber Strike 16 juga dimulai di Latvia, Lithuania dan Estonia pada 27 Mei dengan melibatkan 13 negara dan akan berlangsung hingga 22 Juni.