Pasukan darat NATO yang didukung oleh kekuatan lapis baja harus dikirim ke negara-negara Baltik dan Polandia untuk memberikan pertahanan yang kredibel terhadap serangan konvensional Rusia.
Dalam laporan hasil studi yang melibatkan perwira senior Angkatan Darat Inggris disebutkan mereka meminta NATO untuk meningkatkan pertahanan di wilayah perbatasan Rusia dengan negara-negara Baltik.
Laporan, yang diberi judul “Is it time for the West to wake up and smell the vodka?” (Apakah sudah waktunya bagi Barat untuk bangun dan mencium bau vodka?”) ini telah diposting di situs Angkatan Darat Inggris pada Mei lalu.
Kepala Staf Angkatan Darat Inggris, Jenderal Nick Carter, dan lebih dari selusin perwira senior Angkatan Darat Inggris lainnya, termasuk kepala strategi Angkatan Darat, Mayor Jenderal Mark Carleton-Smith, dan Mayor Jenderal Patrick Sanders, komandan divisi reaksi cepat Angkatan Darat Inggris, serta sejumlah ahli hadir pada studi di British Army’s Centre for Historical Analysis and Conflict Research (CHACR) untuk menanggapi kebangkitan Rusia.
Sebagaimana ditulis IHS Jane Sabtu 4 Mei 2016, laporan dari hasil studi mengatakan NATO perlu mengembangkan respons dengan membangun pasukan reaksi cepat pada kesiapan yang tinggi untuk disebarkan ke negara Baltik saat krisis terjadi dan melakukan latihan secara teratur di sepanjang perbatasan timur aliansi. Tanggapan ini mengikuti penggunaan ‘hybrid perang’ oleh Rusia di Crimea dan timur Ukraina.
“Faktor yang menentukan selama beberapa tahun terakhir bukan hanya karena kekuatan ‘perang hybrid’, atau keunggulan militer Rusia secara keseluruhan, tetapi tidak adanya pasukan Barat yang ditempatkan,” kata laporan tersebut.