India dan Rusia ditetapkan untuk memulai misi ambisius untuk bekerja sama mengembangkan jet tempur generasi kelima atau Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA). Salah satu penawaran pertahanan terbesar antara New Delhi dan Moskow itu kemungkinan akan segera melihat titik terang.
Menteri Pertahanan India Manohar Parrikar telah mengkonfirmasi bahwa kesepakatan akhir pada pengembangan FGFA antara India & Rusia akan diformalkan dalam beberapa hari mendatang.
Dalam sebuah wawancara dengan koran The Tribune, Parrikar mengatakan, “Kontrak desain dan pengembangan untuk pesawat tempur generasi kelima dengan Rusia akan segera ditandatangani. Ini akan memakan waktu 8-10 tahun [sampai proyek selesai].”
Dengan perkiraan biaya sebesar US$ 4 miliar, kedua negara akan bekerja pada prototipe pesawat generasi kelima. Selama negosiasi diadakan pada bulan Desember tahun lalu, India dan Rusia sepakat untuk menurunkan biaya proyek sebesar 40% dari perkiraan sebelumnya sebesar $ 5,5 miliar. Hindustan Aeronautics Limited (HAL) adalah organisasi pelaksanaan yang ditunjuk dari pihak India.
Menteri Pertahanan Parrikar menyatakan pada bulan Agustus tahun lalu, “Sesuai draft kontrak R & D, pengiriman FGFA untuk Angkatan Udara India telah dipertimbangkan untuk memulai setelah 94 bulan dari kontrak R & D. India telah menghabiskan sekitar US$295 juta pada tahap desain. Tahap primer selesai pada Juni 2013 berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada bulan Desember 2010 dengan pihak Rusia.
Amit Cowsish, mantan penasihat keuangan, Departemen Pertahanan, mengatakan Sputnik Jumat 27 Mei 2016, “Saya tidak berpikir uang seharusnya tidak menjadi masalah. Tentu tidak pada tahap ini, karena biaya R & D akan tersebar di beberapa tahun.”
Para ahli menyadari bahwa India perlu berbagai pesawat dari pelatih hingga kargo dan dari pesawat pengisi bahan bakar hingga pesawat tempur. FGFA dianggap cocok dengan keperluan ini karena merupakan pesawat superioritas udara futuristik, dan juga karena pengalaman yang diperoleh dari keberhasilan rudal BrahMos.
