Dengan pencabutan embargo senjata AS ke Vietnam, Hanoi dikabarkan langsung membuat daftar belanja. Sumber industri pertahanan AS menyebutkan Vietnam menginginkan berbagai platform untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara dan kemampuan maritimnya.
Sebagaimana dikutip Defense News Kamis 26 Mei 2016, salah satu yang diincar adalah pesawat tempur legendaris F-16. Tetapi sepertinya Hanoi tidak akan membeli baru dan meminta format pembelian seperti yang diberikan Obama ke Indonesia yakni membeli pesawat bekas yang diupgrade. Sementara untuk kekuatan pengawasan maritim, Vietnam mengincar pesawat upgrade P-3C Orion yang dipersenjatai dengan torpedo. Vietnam juga melirik drone mata-mata maritim buatan Amerika.
Berdasarkan dokumen Komando Pasifik AS yang diperoleh Defense News dikatakan bahwa Amerika memiliki kepentingan untuk meningkatkan integrasi dan akses “SCO [Security Cooperation Organization] mampu memberikan dukungan dan koordinasi untuk program memperluas pengadaan pertahanan dan membantu Vietnam dalam mengembangkan dan mempertahankan angkatan bersenjata profesional,” kata laporan itu.
Tujuan Vietnam, menurut laporan tersebut, adalah untuk meningkatkan kehadirannya di Laut China Selatan dengan upgrade untuk kapal selam, peperangan anti-permukaan (ASuW), perang anti-kapal selam (ASW), kesadaran domain maritim, peringatan dini, dan komando, kontrol, komunikasi, komputer, intelijen, pengawasan dan pengintaian.
Di masa lalu, Vietnam telah memperoleh platform pertahanan dari sumber bekas Uni Soviet dan bekas negara Blok Timur, tetapi telah mulai menjangkau ke Uni Eropa, Israel, dan lain-lain.
Untuk masalah radar, Vietnam telah melakukan pengadaan radar permukaan frekuensi gelombang tinggi senilai US$ 30 juta, menurut laporan tersebut. Ini adalah bagian dari upaya mereka secara keseluruhan untuk meningkatkan peringatan dini dan ISR.
Laporan itu merinci kebutuhan masing-masing layanan.