Sebuah referendum yang ditujukan untuk bergabung dengan Federasi Rusia akan diselenggarakan di Ossetia Selatan pada 2017. “Dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang rakyat Ossetia Selatan dan sekaligus berusaha untuk menjamin stabilitas situasi sosial-politik di Republik Ossetia Selatan, kami mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung pelaksanaan referendum terkait bergabungnya Republik Ossetia Selatan dengan Federasi Rusia pada 2017,” bunyi pernyataan bersama yang dikutip Sputnik Kamis 26 Mei 2016.
Sebelumnya pada Februari lalu, Presiden Ossetia Selatan Leonid Tibilov mengatakan bahwa negaranya ingin mengadakan referendum dengan “bentuk khusus” untuk bergabung dengan Rusia. Menurut Tibilov, langkah ini dilakukan demi menyatukan kembali orang-orang Ossetia yang terpisah dan sekaligus melindungi mereka dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi selama beberapa dekade mendatang.
Ossetia Selatan yang sebelumnya merupakan bagian dari Georgia pada era Soviet, mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1990 di tengah meningkatnya kekerasan berbasis etnis terhadap rakyat Ossetia. Deklarasi kemerdekaan menyebabkan pecahnya Perang Georgia-Ossetia Selatan yang pertama pada tahun 1991. Perang yang dilancarkan oleh kepemimpinan nasionalis Georgia tersebut merenggut ratusan jiwa dan memaksa sekitar 100 ribu warga Ossetia melarikan diri dari rumah mereka.
Status hukum Ossetia Selatan sebagai republik yang merdeka hanya diakui oleh lima negara, yaitu Rusia, Venezuela, Nikaragua, Nauru, dan Tuvalu. Ingin Gabung dengan Rusia, Ossetia Selatan Gelar Referendum pada 2017
Sebuah referendum yang ditujukan untuk bergabung dengan Federasi Rusia akan diselenggarakan di Ossetia Selatan pada 2017. Demikian hal tersebut dilaporkan Sputnik, mengutip pernyataan bersama antara presiden dan juru bicara parlemen republik yang hanya diakui sebagian kecil negara di dunia tersebut, Kamis (26/5).
“Dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang rakyat Ossetia Selatan dan sekaligus berusaha untuk menjamin stabilitas situasi sosial-politik di Republik Ossetia Selatan, kami mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung pelaksanaan referendum terkait bergabungnya Republik Ossetia Selatan dengan Federasi Rusia pada 2017,” bunyi pernyataan bersama tersebut.
Sebelumnya pada Februari lalu, Presiden Ossetia Selatan Leonid Tibilov mengatakan bahwa negaranya ingin mengadakan referendum dengan “bentuk khusus” untuk bergabung dengan Rusia. Menurut Tibilov, langkah ini dilakukan demi menyatukan kembali orang-orang Ossetia yang terpisah dan sekaligus melindungi mereka dari berbagai ancaman yang mungkin terjadi selama beberapa dekade mendatang.
Ossetia Selatan yang sebelumnya merupakan bagian dari Georgia pada era Soviet, mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1990 di tengah meningkatnya kekerasan berbasis etnis terhadap rakyat Ossetia. Deklarasi kemerdekaan menyebabkan pecahnya Perang Georgia-Ossetia Selatan yang pertama pada tahun 1991. Perang yang dilancarkan oleh kepemimpinan nasionalis Georgia tersebut merenggut ratusan jiwa dan memaksa sekitar 100 ribu warga Ossetia melarikan diri dari rumah mereka.
Status hukum Ossetia Selatan sebagai republik yang merdeka hanya diakui oleh lima negara, yaitu Rusia, Venezuela, Nikaragua, Nauru, dan Tuvalu.
Sumber: Indonesia RBTH