Teka-teki mesin apa yang akan menjadi kekuatan jet tempur KF-X/IF-X yang dibangun Korea Selatan dan Indonesia terjawab sudah. Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan pada Kamis 26 Mei 2016 secara resmi telah menunjuk General Electric Co untuk memasok mesin F414-GE-400 untuk pesawat generasi 4++ tersebut. General Electric mengalahkan Eurojet Turbo GmbH, pembuat mesin Eropa yang selama ini menjadi pesaing ketatnya.
DAPA, sebagaimana dikutip Reuters menyebutkan GE Aviation mencetak hasil yang lebih baik daripada Eurojet dalam seluruh kriteria utama yang terdiri dari empat hal yakni teknologi, biaya, lokalisasi dan manajemen.
Badan ini tidak mengungkapkan nilai kesepakatan, tetapi orang yang akrab dengan masalah tersebut memperkirakan pada akan mencapai US$3,5 miliar.
Kesepakatan itu merupakan bagian dari salah satu program senjata-perkembangan yang paling ambisius Korea Selatan. Proyek, Korea Fighter Experimental, atau KF-X, merupakan bagian dari rencana Seoul untuk menggantikan armada dari F-4 dan F-5.
Korea secara resmi meluncurkan proyek KF-X awal tahun lalu dengan rencana untuk mengembangkan jet tempur sendiri pada tahun 2025, tetapi mendorong mundur rencananya setelah AS menolak mentransfer sejumlah teknologi penting. Korea berencana membangun 120 jet tempur pada 2032. Indonesia sendiri terlibat dengan memikul 10% anggaran dan akan mendapatkan sejumlah pesawat.
Pada awalnya Korea akan membeli mesin jadi dari GE tetapi pada langkah selanjutnya akan mentransfer teknologi untuk dibangun sendiri oleh Hanwha Thales Co Korea Selatan.