Hendak Serang Kapal US Navy, 5 Personel Angkatan Laut Pakistan Dihukum Mati
Angkatan Laut Pakistan

Hendak Serang Kapal US Navy, 5 Personel Angkatan Laut Pakistan Dihukum Mati

Setidaknya lima petugas dari Angkatan Laut Pakistan dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan militer rahasia mencoba untuk membajak sebuah kapal Angkatan Laut Pakistan untuk menyerang sebuah kapal pengisian bahan bakar US Navy.

Harian Pakistan Rabu 25 Mei 2016 melaporkan para petugas dihukum dengan tuduhan perencanaan dan mendalangi serangan 6September 2014 di Karachi Naval Dockyard yang terletak di pantai Laut Arab Pakistan. Serangan itu digagalkan oleh personel militer Pakistan dengan konon dua pembajak teas dan empat ditangkap hidup-hidup (beberapa sumber menyebutkan 10 tewas, termasuk empat perwira angkatan laut yang memberontak).

Para penyerang diduga mencoba untuk membajak Frigat Kelas Zulfiqar, F-22P Zulfiquar, dengan tujuan untuk digunakan rudal kapal untuk menyerang kapal pengisian bahan bakar Angkatan Laut AS di Laut Arab (sumber lain menyebut bahwa target itu sebuah kapal induk AS).

Menurut ayah satu terpidana, pensiunan Mayor Saeed Ahmed, anaknya, Letnan Hammad Ahmed, bersama dengan empat petugas-Irfanullah, Muhammad Hammad, Arsalan Nazeer, dan Hashim lainnya Naseerhas-telah dihukum karena serangan terhadap galangan kapal pada 12 April oleh Pengadilan Angkatan Laut.

“Anak saya mengatakan kepada saya bahwa pengadilan angkatan laut telah memberikan hukuman mati kepadanya dan empat petugas lainnya setelah sidang rahasia,” kata Ahmed.

Selanjutnya, Ahmed mengatakan bahwa lima orang ini  didakwa dengan konspirasi pemberontakan, membawa senjata di galangan kapal, dan juga dengan memiliki link ke kelompok ISIS. (Laporan sebelumnya berbicara tentang hubungan dengan Al-Qaeda.)

“Saya menulis surat kepada Hakim Advocate General dari angkatan laut pada tanggal 15 Agustus 2015, meminta dia untuk memberikan kesempatan pada tim pembela untuk anak saya,” kata Ahmed. “Angkatan Laut JAG pada 21 September menjawab bahwa pembelaan akan tersedia pada saat sidang.”

Ahmed mencurigai bahwa lima orang ini telah dijadikan kambing hitam mengingat bahwa ini bukan pertama kalinya adanya pelanggaran keamanan di pangkalan dalam beberapa tahun terakhir.