AS dan kelompok gerilyawan di Suriah mulai mengincar Kota Raqqa yang secara de facto sebagai Ibukota ISIS. Kota di Suriah Utara akan menjadi sasaran serang berikutnya dan mengancam akan membunuh pemimpin ISIS cepat atau lambat.
Liwa Thuwar Ar-Raqqa, atau Brigade Revolusionis Ar-Raqqa mengatakan mereka siap menghadapi perang guna membebaskan Kota Ar-Raqqa dari cengkeraman ISIS. Perebutan Raqqa dipastikan akan menjadi pertempuran sengit bahkan mungkin paling mematikan dalam perang melawan ISIS.
“Persiapan telah dibuat untuk langkah menentukan dan kami siap dengan perlengkapan penuh serta sumber daya manusia bagi perang dalam waktu dekat dengan izin Tuhan,” kata kelompok tersebut di akun resmi Twitternya Minggu 22 Mei 2016.
Sejak awal tahun ini, Liwa Thuwar Ar-Raqqa telah menjadi bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pimpinan Suku Kurdi, aliansi petempur Kurdi dan kelompok lain gerilyawan Suriah yang dipandang moderat oleh Barat.
SDF telah mendapat dukungan besar dari AS dalam perang melawan ISIS selama satu tahun belakangan.
Tujuan yang diumumkan oleh kelompok itu ialah mengalahkan ISIS di Suriah utara, dan melucuti kekuasaan kelompok tersebut dari kota yang diumumkan sebagai ibu kotanya adalah tindakan berikutnya, terutama setelah kunjungan seorang pejabat AS ke Suriah Utara belum lama ini.
Jenderal Joseph Votel, Kepala Central Commando (Centom) AS, secara diam-diam mengunjungi Suriah Utara pada Jumat 20 Mei 2016 selama 11 jam. Sebagaimana dilaporkan Xinhua selama kunjungan tersebut, ia bertemu dengan para komandan SDF dan kelompok lain gerilyawan yang didukung AS, termasuk Liwa Thuwar Ar-Raqqa.
Kunjungan itu dilaporkan bertujuan mengkoordinasikan koalisi pimpinan AS dan rencana gerilyawan dalam merebut kembali Provinsi Ar-Raqqa di Suriah Utara.
Stasiun Televisi Pan-Arab Al-Mayadeen mengatakan di dalam satu laporan khusus pada Minggu bahwa satu rencana untuk melancarkan serangan terhadap Ar-Raqqa diajukan selama pertemuan tersebut.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui keadaan itu, stasiun TV tersebut melaporkan serangan direncanakan dilancarkan dari Kota Ein Issa di pinggiran Kota Ayn Al-Arab atau Kobane di pinggiran Provinsi Aleppo di Suriah Utara dengan melibatkan 12.000 petempur.
Mereka juga membahas keperluan bagi serangan militer itu dan kebutuhan kelompok petempur. Ditambahkannya, kesepakatan telah dicapai untuk memusatkan perhatian pada petempur Arab yang akan menyerang untuk meredakan kekhawtiran Turki mengenai perluasan aksi petempur Kurdi di dekat perbatasan Turki.
Pertemuan tersebut, katanya, antara Votel dan gerilyawan dilakukan cuma beberapa hari setelah pertemuan antara Brett H. McGurk, Utusan Khusus Presiden AS untuk Koalisi Global guna Melawan ISIS, dan Saleh Muslim pemimpin Uni Demokratik Kurdi di pinggiran Ayn Al-Arab. Menurut laporan itu, pertemuan tersebut membahas masalah yang sama.
Pemimpin perang Ar-Raqqa, SDF dan kelompok sekutunya, kata laporan itu, berencana melancarkan serangan terhadap Kota Kecil Manbej yang juga dikuasai oleh ISIS.
Sebanyak 500 prajurit AS, yang belum lama ini telah memasuki daerah Kurdi di Suriah Utara, akan secara langsung ikut dalam pertempuran di Manbej dan Ar-Raqqa.
Sekalipun waktu mengenai pertempuran itu tidak diumumkan, IS tampaknya telah memperkirakan tindakan tersebut, dan meminta warga sipil di daerah penting di Ar-Raqqa agar pindah ke kota kecil yang dikuasai IS di pinggiran Provinsi itu –yang jatuh ke dalam kekuasan IS pada penghujung 2013.