Bundeswehr atau Angkatan Darat Jerman kekurangan dana untuk membeli sebuah sistem pertahanan rudal taktis canggih dan tank Leopard-2. Menteri Pertahanan Ursula von der Leyen sebelumnya merencanakan untuk membeli 100 Leopard-2 tank di tengah konflik militer di timur Ukraina.
Namun menurut sebuah dokumen internal Kementerian Pertahanan yang diperoleh koran harian Bild menyebutkan kurangnya dana telah menempatkan pada risiko pelaksanaan sejumlah program pertahanan, termasuk membangun apa yang disebut “tentara cyber.”
Mengutip bahaya peperangan hybrid dan serangan hacking, Bundeswehr baru-baru mulai membentuk struktur TI baru di Angkatan Darat.
Jerman juga akan gagal memenuhi target NATO agar anggotanya menyediakan anggaran pertahanan 2 persen dari PDB yang disetujui pada KTT Wales pada tahun 2014.
“Mulai dari 2018 porsi belanja pertahanan kami relatif terhadap PDB akan turun ke tingkat 2014,” tulis dokumen itu.
Secara keseluruhan, anggaran pertahanan 2017 dijadwalkan meningkatkan sebesar 1,7 milyar euro, tapi kenaikan gaji untuk para prajurit akan memakan sebagian besar dana yang dialokasikan.
Menurut penulis anggaran 2017 defisit jangka menengah diperkirakan akan mencapai 7 miliar Euro. Sementara itu, menurut perkiraan perencana pertahanan Jerman ‘, Bundeswehr perlu 3,6 miliar untuk melaksanakan reformasi militer dijadwalkan untuk tahun depan.
Ursula von der Leyen telah berhasil mendapatkan persetujuan pemerintah untuk menaikkan anggaran pertahanan negara sebelum 2020 menjadi 39,2 miliar euro dari 34,3 miliar sekarang ini. Namun, kenaikan direncanakan memerlukan persetujuan dari Bundestag.
