Beberapa negara, termasuk Israel dan Amerika Serikat, telah mengecam keputusan Moskow untuk memberikan S-300 ke Iran dengan mengklaim bahwa sistem pertahanan udara itu akan menjadikan Republik Islam semakin mengancam. Namun para ahli menyebutkan kompleks rudal itu sebenarnya tidak menimbulkan ancaman bagi negara manapun dan tidak akan mengubah keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut.
Memang benar, S-300 yang oleh NATO disebut sebagai SA-10 Grumble, adalah sebuah sistem rudal udara ke permukaan yang sangat mampu untuk mencegat jet tempur, pembom dan rudal jelajah pada jarak maksimum 250 kilometer. Tetapi harus disadari S-300 murni senjata defensif yang tidak mungkin untuk digunakan menyerang. Artinya, jika tidak punya keinginan untuk menyerang Iran, tidak perlu khawatir dengan keberadaan S-300.
“S-300 tidak akan mengubah keseimbangan kekuasaan di Timur Tengah,” kata Letnan Jenderal Aitech Bizhev kepada Russia Today Kamis 19 Mei 2016. “Mereka hanya akan memberikan perlindungan udara ke Iran.”
Analis pertahanan Sergei Khatylev menambahkan tidak cukup sistem untuk membuat perbedaan nyata dalam hal kemampuan militer Iran. Teheran harus membangun sistem perisai rudal jarak pendek, menengah dan panjang hal lainnya agar S-untuk berkontribusi dalam kemampuan defensif dan ofensif.
Ini bukan berarti Iran tidak akan menerima manfaat apapun dari S-300. “Pada saat ini, kemampuan S-300 ini melebihi senjata yang ada di gudang senjata negara-negara Iran,” jelas Khatylev. Selain itu, sistem akan memberikan penutup yang dapat diandalkan untuk semua fasilitas yang diperlukan. Berkat mobilitasnya, perisai pertahanan bisa dikerahkan ke daerah manapun dibutuhkan.
Baca juga: