China akan bergabung dengan klub eksklusif untuk kekuatan nuklir. Setelah pembangunan beberapa dekade pada 2016 angkatan laut China akhinya mengirimkan kapal selam rudal balistik yang di Amerika dikenal SSBN untuk pertama kalinya akan melakukan patroli dengan membawa roket berujung nuklir.
Jika memang kapal selam kelas Jin menuju ke laut tahun ini, China akan mencapai tingkat kemampuan serangan nuklir ini. Saat ini hanya dua negara Amerika Serikat dan Rusia yang memiliki kemampuan ini.
“China mungkin akan melakukan patroli pencegahan nuklir SSBN pertama sekitar tahun 2016,” kata dalam Pentagon dalam laporan tahunan terkait militer China, yang diterbitkan pada pertengahan Mei. Setelah kelas Jin berlayar, Beijing akan memiliki triad nuklir yakni darat, laut dan udara.
Itu masalah besar, menurut teori dominan perang nuklir. “Teorinya adalah bahwa beragam sistem pengiriman menciptakan kemampuan bertahan hidup yang memperumit serangan pertama,” kata Jeffrey Lewis, seorang ahli geopolitik nuklir dengan Pusat Studi Nonproliferasi James Martin kepada The Daily Beast Kamis 19 Mei 2016.
Dengan kata lain, jika sebuah negara memiliki tiga jenis nuklir, maka lebih sulit bagi musuh untuk menghapus semua kekuatan mereka dalam serangan mendadak. Dan jika Anda tidak dapat menghancurkan seluruh senjata nuklir musuh Anda, dia bisa menyerang balik Anda dengan nuklir sehingga akan lebih baik jika Anda tidak menyerang sama sekali.
Istilah ini dikenal dengan “deterrence” atau “pencegahan.” Dan China bisa berada di ambang pintu mendapatkan kemampuan pencegahan yang sebagian besar negara tidak bisa memiliki. China dilaporkan memiliki beberapa ratus hulu ledak nuklir, tapi tidak ada sesungguhnya tidak ada jumlah yang pasti. Tetapi yang pasti jumlahnya masih jauh di bawah Amerika dan Rusia yang masing-masing memiliki sektiar 7.000 hulu ledak.
China mempertahankan sekitar seratus rudal jarak jauh pada silo darat. Pembom udara H-6 buatan 1970-dan versi modern dari pembom ini dapat menembakkan rudal jelajah yang kompatibel dengan hulu ledak nuklir. Ketika Jin akhirnya perang-siap, mereka akan menyelesaikan triad darat udara dan laut.
Agar adil, kapal China, dalam arti, bermain catch-up. Uni Soviet dan Amerika Serikat mengerahkan kapal selam rudal nuklir balistik pertama pada puncak Perang Dingin pada tahun 1960-dan Prancis dan Inggris segera mengikuti. Hari ini Angkatan Laut AS memiliki 14 kepal kelas Ohio yang secara bergantian berlayar jauh di Pasifik dan Samudra Atlantik, dan siap untuk menembakkan 24 roket nuklir yang mereka bawa.
Rusia, Perancis dan Inggris juga mengoperasikan SSBN, dan India sedang mengembangkan kapal mereka sendiri.
Angkatan Laut China mulai bermain-main dengan kapal selam rudal pada tahun 1981. Kapal selam eksperimen kelas Xia dan JL-1 adalah kegagalan teknologi dan tidak pernah berlayar pada misi operasional.
Sejak tahun 2007, angkatan laut China telah menyelesaikan empat kapal selam kelas Jin dan dilaporkan berencana membangun empat lagi. Dengan panjang lebih dari 400 kaki, Jin dapat membawa selusin rudal JL-2 dengan jangkauan 500 mil. Sebuah kapal kelas Jin di Samudera Pasifik bisa menyerang target di mana saja di Amerika Serikat.
Jika Jin akhirnya disebarkan tahun ini maka itu penebusan dari kegagalan 35 tahun sejak China pertama kali mencoba untuk mengembangkan SSBN fungsional.
Tapi mengembangkan kapal selam rudal adalah sulit selain itu juga mahal. China belum mengungkapkan biaya untuk kapal selam kelas JIN tetapi jika mengacu Angkatan Laut AS berencana untuk menghabiskan US$97 miliar untuk mengganti 14 Ohios dengan 12 kapal selam baru maka hal ini menunjukkan kapal selam semacam ini sangat mahal.
Baca juga:
