Korea Selatan akan segera memilih mesin yang akan digunakan untuk mendorong kekuatan pesawat tempur KF-X yang dikembangkan bersama Indonesia.
Defense Acquisition Program Administration (DAPA) sebagaimana dikutip Korea Herald dari Yonhap Rabu 19 Mei 2016 mengatakan mereka sedang mengkaji dua mesin yang ada untuk kemudian akan dipilih pada Juni mendatang.
Dua mesin yakni General Electric F414 dan Eurojet EJ200 bersaing ketat untuk untuk mendapatkan kesepakatan dengan Korea Selatan guna menyediakan mesin KF-X.
Defense Acquisition Program Administration (DAPA) saat ini sedang mengkaji tawaran dua pembuat mesin ‘dengan tujuan memilih di antara mereka, dengan kontrak yang akan menandatangani pada bulan Juni, seorang pejabat DAPA kepada wartawan.
Pemenang nantinya akan menerima pesananan setidaknya 400 mesin. Seoul berencana untuk mendapatkan 120 KFX, sementara Indonesia, mitra 20% dalam program ini, berencana untuk mendapatkan 80. Korea Selatan juga berharap bisa mengekspor negara ke negara lain.
Pesawat akan menjadi jet tempur pertama yang dirancang dan diproduksi dari awal dalam negeri. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang bergabung dalam proyek ini dengan menanggung dana 20%.
Korea Selatan telah berusaha meminta 25 teknologi jet tempur Lockheed Martin sebagai kompensasi pembelian negara dari F-35 pada tahun 2014.
Tapi, pemerintah AS menolak empat termasuk radar AESA. Sementara untuk 21 teknologi yang tersisa, pemerintah AS mengeluarkan izin ekspor pada bulan November tahun lalu, dan saat ini 12 teknisi dari Lockheed Martin berada di Seoul untuk membantu proyek tersebut.
“DAPA berkomitmen untuk mengembangkan radar AESA sendiri, tetapi tidak mengesampingkan pilihan untuk membeli dari luar negeri,” tambah pejabat itu sebagaimaa dikutip Korea Herald dari Yonhap.
Baca juga: