Sebuah pembom B-52H Stratofortress terbakar setelah gagal lepas landas di Pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat Andersen di Guam, Samudera Pasifik. Tujuh awak yang ada di pesawat selamat.
Pesawat berasal dari 69th Expeditionary Bomb Squadron di Minot Air Force Base, North Dakota mengalami kecelakaan Kamis 19 Mei 2016 pukul 08.30 waktu setempat saat melakukan misi latihan rutin, ketika akhirnya dilaporkan jatuh di area pemeliharaan sekitar pukul 8:30 waktu setempat.
Kepala Tim Pemadam Kebakaran Guam, Joey San Nicolas, mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran setempat dipanggil untuk membantu memadamkan api. Sementara, juru bicara Bandara Internasional Guam, Rolenda Faasuamalie, menyampaikan bahwa aktivitas bandara tidak terpengaruh akibat kejadian itu.
Ini bukan pertama kalinya B-52 (atau pembom berat) jatuh di pangkalan Amerika di Pasifik tersebut. Pada 21 Juli 2008, sebuah Stratofortress US milik Skuadron Bom ke-20 dari Barksdale AFB, Louisiana, dengan callsign “Raidr 21” jatuh saat mengambil bagian dalam jalan memperingati pembebasan pulau AS dari pendudukan Jepang pada tahun 1944. Pesawat jatuh ke Samudera Pasifik sekitar 30 mil laut (56 km) barat laut Apra Harbor, Guam, 5 menit sebelum waktu flyover yang dijadwalkan, membunuh 6 awak.
Pada 23 Februari 2008, sebuah B-2 dari Skuadron Bom 393, Wing Bom 509, Whiteman AFB, Missouri, jatuh di landasan pacu sesaat setelah lepas landas dan menjadi kecelakaan yang pertama dari pembom siluman Spirit. Kedua pilot selamat dengan keluar dari pesawat meskipun salah satu dari mereka menderita patah tulang kompresi tulang belakang.
Sebenarnya, antara dua insiden yang disebutkan di atas, pada 8 Maret 2008, ada insiden kecil lain, yang melibatkan bomber B-1 yang bertabrakan dengan dua mobil pemadam kebakaran setelah pendaratan darurat di Andersen AFB disebabkan oleh kebocoran hidrolik.
Pada bulan Februari 2010, kebakaran terjadi di salah satu mesin dari bomber siluman B-2 saat bersiap untuk take-off. Pesawat mengalami kerusakan struktural yang cukup besar dan membutuhkan 18 bulan perbaikan untuk membuat B-2 itu mampu lepas landas lagi. Pesawat akhirnya kembali status operasi 4 tahun setelah insiden itu.