Boeing Maju Lagi dengan Advanced Super Hornet

Boeing Maju Lagi dengan Advanced Super Hornet

Boeing Defense telah menetapkan hati untuk mengusung lagi konsep Advanced Super Hornet yang diluncurkan pada 2013 dan telah melakukan uji penerbangan. Pesawat dengan fitur sedikit siluman ini akan dilemparkan ke pasar dengan harapan bisa menarik perhatian Angkatan Laut Amerika Serikat dan negara lain.

Ini adalah upaya yang dilakukan Boeing di tengah situasi sulit yang dihadapi Super Hornet yang terancam akan terhenti garis produksinya pada 2018 karena tidak ada pesanan baru.

Desain baru, yang dimunculkan sebagian besar masih sama dengan Boeing F/A-18E/F Super Hornet dan EA-18G Growler degan campuran antara kemampuan baru dan upgrade seperti tangki bahan bakar centerline, sensor infrared search and track (IRST21), integrated defensive electronic countermeasures (IDECM) Block IV, radar active electronically scanned array (AESA dan) jamming elektronik generasi terbaru.

Upgrade yang belum diadopsi oleh Pentagon termasuk mesin yang disempurnakan, tangki bahan bakar konformal dan arsitektur kokpit terbuka dengan layar lebar 48cm (19in).

Usulan ini muncul menjelang Liga Navy Sea-Air-Space di Washington DC dalam waktu dekat dan di tengah diskusi dalam Pentagon tentang berapa Super Hornets dan Growler yang benar-benar dibutuhkan Angkatan Laut di luar 568 F / A-18 dan 160 EA 18G yang telah diperintahkan.

Boeing juga mempersiapkan untuk melakukan program perpanjangan layanan hidup F/A-18E / F  dari 6.000 jam terbang menjadi 9.000 jam.

Kepala Operasi US Navy baru-baru ini mengatakan kepada Kongres bahwa layanan memerlukan 24-36 Super Hornets lagi untuk memenuhi kesenjangan kapasitas tempur karena keterlambatan Lockheed Martin F-35 enam hingga tujuh tahun dari yang diharapkan.

Angkatan Laut AS saat ini mempertahankan sembilan sayap tempur kapal induk untuk mendukung 10 kapal induk Amerika, serta kapal indu ke-11 yakni Kelas Ford yang belum ditugaskan.

Setiap sayap kapal induk idealnya berisi empat skuadron tempur dengan 44 pesawat, dan saat ini produksi F-35 dan penarikan Hornet akan melihat dua F-35 dan dua F/A-18 di setiap skuadron pada 2030-an.

Wakil Presiden Program F/A-18 dan EA-18G Boeing Dan Gillian mengatakan berdasarkan pesanan saat ini  termasuk 15 ditambahkan oleh Kongres pada tahun fiskal 2015 dan selusin lebih termasuk dalam anggaran 2016   produksi Super Hornet di St Louis Missouri akan sampai pertengahan 2018 dengan tingkat produksi dua pesawat per bulan.

Komite pertahanan kongres telah setuju mendanai 16 F / A-18 sebagai bagian dari anggaran 2017 dan Gillian tetap yakin kesepakatan dengan Kuwait akan segera tercapai.

Mengenai Advanced Super Hornet dan Growler, Gillian sebagaimana dikutip Flightglobal 11 Mei 2016 mengatakan Australia telah menyatakan minatnya dalam konfigurasi tangki bahan bakar konformal.

Pesawat ini berbeda dengan Advanced Super Hornet yang diajukan pada tahun 2013 karena memiliki kemampuan lebih sulit terdeteksi radar.

” Twenty-thirteen adalah tentang betapa hebatnya kita bisa membuat Super Hornet di dengan kemampuan siluman?” Katanya. “Itu sedikit lebih dari sebuah diskusi head-to-head [versus F-35].

” Twenty-sixteen adalah tentang kemampuan yang diperlukan untuk sayap kapal induk mengingat aset lain seperti F-35, [Northrop Grumman] E-2D dan Growler akan berada di luar sana.”