Operasi “kebebasan navigasi” atau freedom of navigation operation (FONOP) yang digelar Pentagon di Laut China Selatan, yang disebut Beijing disebut sebagai tindakan provokasi, menunjukkan bahwa ketegangan di salah satu hotspot yang paling eksplosif di dunia ini bisa meningkat.
“Dengan China dan Amerika Serikat tidak mungkin untuk mengubah arah, panggilan lebih dekat dan ketegangan akan cenderung meningkat,” catat Soufan Grup yang juga menyebut tren ini “semakin mengkhawatirkan.”
“Konsekuensi dari konfrontasi militer antara China, yang memperluas lingkungan pengaruhnya, dan Amerika Serikat, yang bertekad mempertahankan pengaruh angkatan laut di kawasan itu, tidak dapat dianggap enteng,” tambah ahli sebagiamana dikutip Sputnik Minggu 15 Mei 2016.
Pada tanggal 10 Mei, AS mengirim perusak rudal USS William P. Lawrence ke dalam radius 12 mil dari Fiery Cross Reef, yang dikenal di China sebagai Pulau Yongshu. Ini adalah operasi angkatan laut ketiga yang digelar Pentagon di wilayah yang diklaim oleh China, Taiwan, Filipina, Vietnam dan beberapa negara lainnya.
AS melakukan operasi untuk “menantang klaim maritim berlebihan” oleh penggugat, yang ingin “membatasi hak navigasi” di Laut China Selatan. Beijing membantah klaim ini.
“Untuk waktu yang lama, kebebasan navigasi dan di wilayah tersebut telah ada berkat upaya kooperatif dan terpadu oleh China dan negara-negara pesisir yang relevan di Laut China Selatan,” kata Kementerian Luar Negeri China Juru Bicara Lu Kang Selasa 10 Mei 2016.
“Bahkan, kebebasan navigasi dan kapal dari semua negara belum pernah menemukan masalah,” tambahnya.
Lu Kang juga menekankan bahwa operasi Pentagon mengancam kedaulatan dan keamanan kepentingan China dan membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.”
Pada akhir Oktober, AS menjalankan misi FONOP pertama ketika USS Lassen berlayar dekat Subi Reef, sebuah pulau di kepulauan Spratly. Brunei, China, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam telah terkunci dalam sengketa teritorial atas rantai pulau.
Pada akhir Januari, USS Curtis Wilbur berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton di Paracel, sebuah kepulauan yang diklaim oleh China, Taiwan dan Vietnam.