Amerika Serikat menyebut menyatakan ISIS telah menyatakan Kota Raqqa, Suriah, yang menjadi ibu kota mereka dalam kondisi darurat.
Hal itu disampaikan juru bicara operasi Resolve Inherent Kolonel Steve Waren, kepada wartawan Jumat 13 Mei 2016. ”Kami telah melihat deklarasi darurat di Raqqa, apa itu pun artinya,” kata Warren.
Dia mengaku menerima laporan bahwa ISIS berada dalam kekacauan dan merasa terus terancam. Warren, seperti dikutip CNN Sabtu 14 Mei 2016 mengatakan bahwa ISIS terus membangun benteng untuk melindungi posisi mereka dari serangan udara dan darat yang kemungkinan muncul dari berbagai sudut kota.

Sebelumnya juru bicara aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Tajir Ayn Al-Arab, mengatakan bahwa mereka menyiapkan untuk serangan tiga arah di Raqqa dengan tujuan membebaskan kota itu dari pendudukan ISIS. Serangan, dia rencanakan dilakukan dari timur laut dan barat laut Suriah.
”Pembebasan Raqqa,” kata Ayn Al-Arab.”Akan menjadi pukulan serius bagi posisi ISIS di Suriah. Kami bermaksud untuk membebaskan rakyat Raqqa.”

Warren melanjutkan, ISIS menyadari adanya rencana manuver SDF bersama dengan koalisi yang dipimpin AS di Suriah.”Baik untuk timur dan barat mereka, yang membuat aliansi semakin mampu menghasilkan kekuatan tempur di berbagai daerah,” ujarnya.

Dengan reposisi personel dan aparat militer, lanjut Waren, ISIS sedang mencoba untuk menanggapi rencana serangan besar-besaran itu.
”Saya kira apa yang mereka pikir mungkin akan terjadi pada tahap berikutnya,” kata Warren.
