Vietnam Sambut Baik Rencana Pencabutan Embargo Senjata AS
Kolonel Dao Quoc Khang

Vietnam Sambut Baik Rencana Pencabutan Embargo Senjata AS

Kementerian Luar Negeri Vietnam akan menyambut baik percepatan pencabutan embargo senjata oleh Amerika Serikat, yang akan merefleksikan saling percaya antara dua negara dan pengakuan atas kebutuhan untuk membela diri.

Komentar Vietnam mengenai topik yang sejak lama menjadi sumber gesekan dengan AS itu dibuat hanya sepekan menjelang kunjungan Presiden Barack Obama, dan di tengah debat di Washington mengenai pencabutan larangan yang sudah diperlonggar pada akhir 2014 itu.

Embargo senjata merupakan salah satu sisa zaman Perang Vietnam. Amerika Serikat tidak mengindikasikan kepada masyarakat bahwa mereka akan mencabut embargo dan selalu mengatakan bahwa langkah demikian akan bergantung pada kemajuan yang ditunjukkan Vietnam soal hak asasi manusia.

“Kami menyambut baik percepatan Amerika Serikat untuk mencabut secara penuh larangan penjualan senjata kepada Vietnam,” kata kementerian menjawab pertanyaan Reuters Kamis 12 Mei 2016.

“Ini sejalan dengan tren perkembangan kerja sama komprehensif  yang menunjukkan kepercayaan antara kedua negara.” Pencabutan embargo akan menjadi langkah besar ke depan dalam hubungan 21 tahun setelah dimulainya normalisasi.

Kementerian mengatakan menyambut baik “banyaknya suara pendukung” di Amerika Serikat yang menyerukan pencabutan embargo.

Hubungan AS dengan Vietnam meningkat pesat selama 2014, yang oleh para pakar disebut merupakan langkah terukur AS untuk fokus pada memburuknya hubungan antara Vietnam dan tetangga komunis Tiongkok terkait konflik wilayah di Laut Tiongkok Selatan.

Vietnam menjadi tuan rumah simposium pertahanan pekan ini yang dihadiri oleh produsen-produsen senjata besar Amerika termasuk Boeing dan Lockheed Martin.

Kerahasiaan melingkupi acara tersebut, yang merupakan bagian dari upaya Vietnam membangun penghalang militer di saat Tiongkok mengintensifkan pembentengan pulau-pulau di Laut Tiongkok Selatan yang dikuasai atau dibangunnya dari awal.

Vietnam tengah melakukan pembicaraan dengan pabrik-pabrik senjata AS dan Barat untuk meningkatkan armada jet tempur, helikopter dan pesawat patroli maritim, meskipun Rusia yang merupakan pemasok tradisionalnya, memiliki posisi dominan.

Kementerian Luar Negeri mengatakan Vietnam tidak berniat membentuk aliansi militer “melawan negara lain” dan kebijakannya adalah soal pertahanan diri.

“Pengadaan perlengkapan pertahanan oleh Vietnam dari negara-negara mitra adalah seutuhnya normal, sesuai dengan kebijakan pertahanan yang damai,” katanya.

“Kami tidak bersekutu atau terkait secara militer dengan negara manapun melawan negara lain.”