Tiga Petarung Langit AS Menguak Takdir

Tiga Petarung Langit AS Menguak Takdir

FALCON BERJUANG DI ASIA

f-16v d

Di pabrik Lockheed di Fort Worth, telah terlihat jelas tanda-tanda berakhirnya produksi F-16 dengan beberapa stasiun produksi pesawat telah kosong.

“Kami rajin berusaha untuk melanjutkan jalur produksi sampai tahun 2020,” kata Kevin McCormick, seorang karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun di pabrik tersebut.

Kebanyakan karyawan produksi F-16 akan dipindahkan ke program F-35 menurut juru bicara Lockheed.

Lockheed dan General Dynamics telah membangun 4.571 F-16 dalam138 konfigurasi yang berbeda. Lockheed, yang mengakuisisi General Dynamics divisi pesawat militer pada tahun 1993, masih memiliki pesanan sekitar 17 pesawat baru.

“Ini bukti tentang hebatnya pesawat ini. Ini adalah pesawat yang mengagumkan,” kata Randy Howard, kepala pengembangan bisnis F-16 Lockheed. “Pesawat ini dirancang dengan cara yang tidak ada di pesawat lain yang pernah dirancang sebelumnya dan sesudahnya.”

Ketika program ini dimulai, hanya  Angkatan Udara Amerika dan empat negara yakni Belgia, Denmark, Belanda, dan Norwegia yang berkomitmen untuk membeli 998 F-16. Tetapi akhirnya jumlah negara yang membeli melebar hingga 27 negara.

F-16 saat ini memiliki avionik yang jauh lebih baru, tangki bahan bakar yang lebih besar, rentang yang lebih jauh dan mampu membawa senjata yang lebih banyak.

“Seiring waktu, kita telah mengubah sebuah jet tempur  ringan menjadi sebuah jet tempur multirole, di mana kita hari ini kita mengambil teknologi terbaru dari pesawat generasi kelima kami, sejauh yang kita bisa, untuk dimasukkan ke F-16,” kata Howard.

Perusahaan ini memiliki rencana untuk melakukan perbaikan struktural untuk F-16 yang masih ada di dinas militer berbagai negara ketika proses produksi telah berhenti. Perusahaan ini menawarkan upgrade ke stander F-16V, konfigurasi baru yang memiliki sejumlah teknologi yang dikembangkan untuk F-35 Joint Strike Fighter.

Upgrade mencakup komputer misi baru dan radar buatan Northrop Grumman, yang sama dengan sistem milik F-35. Yang memungkinkan pesawat untuk melacak target yang lebih banyak di udara dan di darat.

Konfigurasi ini merupakan bagian dari upgrade yang ditawarkan AS ke Taiwan sebagai pengganti penjualan F-16 baru. Lockheed juga telah menawarkan upgrade ke Indonesia. Selain itu Howard mengatakan perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan beberapa negara untuk upgrade F-16.

Lockheed, menurut Howard, juga mengincar penjualan lebih F-16 di Asia Tenggara, Kolombia, dan Bahrain. Pemerintah AS baru-baru ini menyetujui kesepakatan untuk delapan penjualan F-16 ke Pakistan, tapi Islamabad belum menandatangani kontrak setelah ada keputusan Kongres yang menyatakan penjualan bisa dilakukan tetapi tanpa subsidi dari Pemerintah AS.  Perusahaan ini juga berbicara dengan negara-negara Eropa Timur yang menerbangkan jet-jet tempur tua era Soviet. “Ada banyak kesempatan di luar sana,” kata Howard.

Mampukah Falcon, Eagle dan Super Hornet bertahan? Hanya waktu yang akan menjawab.