Airbus Defense and Space mengungkapkan telah menemukan retak di pesawat angkut militer A400M dan meminta kepada negara yang telah menerima pesawat ini untuk melakukan pemeriksaan dan membuat perbaikan jika diperlukan.
Airbus mengatakan hal itu dalam sebuah pernyataan e-mail yang dikutip Bloomberg, masalah ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2011 sat tes sebelum pesawat masuk ke layanan,. Perusahaan telah setuju dengan Badan Keselamatan Udara Eropa dan pelanggan A400M untuk mencari solusi dari masalah ini.
“Sebagai bagian dari proses kontrol kualitas yang normal dalam armada A400M kami telah mengidentifikasi masalah material,” kata Airbus dalam sebuah pernyataan Jumat 13 Mei. “Ini menyangkut keadaan retak yang sebelumnya tidak diketahui dari bahan paduan aluminium. Masalah ini tidak berdampak keselamatan penerbangan dan tidak memerlukan tindakan segera dan perbaikan dapat dimasukkan ke dalam jadwal pemeliharaan dan upgrade normal. ”
Masalah retak menambah rantai kesengsaraan yang telah muncul sejak Airbus mulai mengembangkan pesawat untuk tujuh pelanggan di Eropa dan Turki lebih dari satu dekade lalu.
Pesawat transportasi militer telah momok paling konsisten untuk Airbus selama dekade terakhir, dengan penundaan berulang menyebabkan keterlambatan lima tahun untuk masuk layanan.
Program pertahanan ini telah menghabiskan anggaran perusahaan dan pemerintah hingga US$ 28 miliar atau naik seperempat dibanding rencana awal.
Sekitar setahun yang lalu, salah satu pesawat jatuh di dekat fasilias A400M di Seville, Spanyol, menewaskan empat orang. Airbus mengatakan tiga dari mesin mengalami masalah. Awal tahun ini, Airbus juga menemukan masalah yang mempengaruhi gearbox mesin turboprop pesawat dan mengatakan rencana awal untuk memberikan 20 pesawat tahun ini dapat dikompromikan.