Menteri Jerman pertahanan pada Selasa 10 Mei 2016 mengumumkan tentang rencana peningkatan personel militer. Rencana pertama setelah perang dingin berakhir 25 tahun lalu.
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen mengatakan bahwa “Seperempat abad penyusutan Bundeswehr berakhir.” Berlin berencana untuk meningkatkan jumlah personnel militer mereka sebanyak 14.300 dan karyawan sipil 4.400.
Namun, sampai kebutuhan untuk karyawan sipil akan terpenuhi kementerian berencana hanya akan mengisi 7.000 posisi militer baru dan menciptakan 5.000 posisi dengan penyesuaian internal angkatan bersenjata. Hal ini meninggalkan kekurangan 2.300.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan (MoD), sebagaimana dilaporkan Defense News Kamis 12 Mei 2015, tiga perempat dari posisi baru ditugaskan ke kekuatan tempur. Seperempat sisanya ditugaskan untuk pelatihan, kantor dan markas.
Peningkatan kekuatan pasukan dilakukan di tengah kekhawatiran tentang ancaman Rusia serta gejolak politik dan militer di Afrika Utara dan Timur Tengah.Akibatnya, pasukan Jerman harus dikerahkan ke sejumlah negara asing seperti Afghanistan dan Mali.
Selain itu, ada kewajiban untuk melindungi perbatasan timur NATO setelah KTT Wales pada 2014. Hanya dua pekan lalu Menteri Pertahanan Lithuania mengkonfirmasi rencana Jerman untuk membentuk inti dari batalion baru NATO yang dimaksudkan untuk membela negara Baltik.
Setelah reunifikasi Jerman dan penggabungan dua tentara Jerman, Bundeswehr atau Angkatan Darat Jerman memiliki sekitar 800.000 tentara dan pegawai sipil pada tahun 1990. Jumlah ini menyusut sampai hingga saat ini tinggal 241.000 dengan 185.000 adalah personel militer dan 56.000 pegawai sipil .
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/02/25/sulit-dipungkiri-jerman-adalah-pewaris-dinasti-tank/