Bertentangan dengan klaim menteri pertahanan di parlemen pada hari Selasa 10 Mei 2016 yang mengatakan Angkatan Udara India akan mengakuisisi lima unit sistem rudal pertahanan S-400 dari Rusia antara tahun 2017 dan 2022, salah satu pejabat senior yang Kementerian Pertahanan (MoD) mengatakan mereka tidak punya dana untuk membeli senjata itu. Pembelian kemungkinan besar akan ditunda setidaknya dua tahun.
“Prioritas anggaran kami adalah sebesar US$ 8,9 miliar untuk jet tempur Rafale, US$1,5 milyar untuk sistem pertahanan udara jarak sangat dekat dan sistem man-portabel serta US$ 1,5 miliar untuk sistem rudal permukaan ke udara rudal jarak pendek. Tidak ada uang untuk pembelian asing lainnya, ” kata pejabat itu sebagaimana dikutip Defense News Kamis 12 Mei 2016.
Pada hari Selasa, Menteri Pertahanan Manohar Parrikar mengatakan Dewan Akuisisi Pertahanan pada pertemuan 17 Desember 2015 menyetujui pembelian sistem S-400 bersama dengan peralatan dan rudal yang terkait dari Rusia. Lima unit dari sistem S-400 Triumf buatan Rusia diperkirakan akan menghabiskan biaya $ 4,5 miliar.
Sistem S-400 Triumf ini mampu mencegat dan menghancurkan target udara pada jarak hingga 400 kilometer (250 mil), dan sekaligus dapat terlibat hingga enam sasaran.
Angkatan Udara India (IAF) menginginkan sistem S-400 untuk mengisi lubang dalam kekuatan pertahanan udara mereka yang masih muda dan memungkinkan untuk menyerang beberapa sasaran, termasuk rudal balistik dan pesawat siluman. “Namun, IAF belum melakukan uji coba S-400 sistem di Rusia,” katanya