Upaya India untuk meningkatkan kekuatan udara mereka terus mengalami turbulensi. Beberapa pengadaan kunci seperti pesawat tempur, tangker udara helikopter, dan upgrade sejumlah platform kemungkinan akan mundur karena kurangnya dana.
Sebagaimana dilaporkan Triubune India Selasa 10 Mei 2016 menyebutkan Komite Tetap Pertahanan Parlemen, dalam laporan terbaru telah mendaftar 10 kontrak senilai lebih dari Rs 6.728 crore tidak mungkin akan ditandatangani tahun ini. Rencana pengadaan ratusan pesawat akan tertunda tertunda termasuk 56 pesawat baru untuk menggantikan transporter Avro tua, 48 helikopter angkat menengah, enam pesawat tanker pengisian bahan bakar udara, 20 pesawat latih Hawk dan 38 pesawat latih Pilatus.
Padahal Angkatan Udara India sangat dibutuhkan helikopter pengintaian dan pengawasan KA-226, rudal permukaan ke udara jarak jauh, mesin untuk pesawat tempur Jaguar, suite peperangan elektronik untuk MiG-29 dan meng-upgrade avionik untuk IL-76/78 juga telah diperpanjang.
Untuk jet tempur Rafale, pengadaan yang telah menggantung selama sekitar satu dekade, proposal terpisah akan menggunakna dana tambahan dalam 2016-2017 untuk pengadaan 36 pesawat setelah rincian mengenai biaya dan pengiriman jadwal diselesaikan.
Di antara delapan kontrak senilai Rs 2.039 crore, yang diharapkan akan ditandatangani tahun ini adalah adalah sebuah pesawat C-130 misi khusus AWACS, 14 unit sistem anti pesawat Akash, meng-upgrade helikopter, amunisi presisi dipandu, pod recce untuk Su-30, persenjataan suite untuk Dhruvs dan set radio.
Tahun fiskal ini Angkatan Udara India menghadapi kekurangan Rs 7.748 crore dalam anggaran modal dan dari Rs 2.769 crore dalam anggaran pendapatan. Kekurangan alokasi akan memperlambat modernisasi, menunda induksi kemampuan penting yang semakin mengikis keunggulan Angkatan Udara India.