Tejas Sudah Mampu Lepas Landas dari Dek Kapal Induk

Tejas Sudah Mampu Lepas Landas dari Dek Kapal Induk

Tejas Light Combat Aircraft (LCA) versi naval atau angkatan laut yang akan beroperasi dari kapal induk India INS Vikrant telah menyelesaikan uji penerbangan sukses di Goa.

Commodore (Purn) CD Balaji, Kepala Badan Pengembangan Aeronautical atau  Aeronautical Development Agency (ADA), yang mengawasi program pembangunan Tejas, mengatakan kepada Business Standart Selasa 10 Mei 2016, pesawat telah mampu lepas landas dan mendarat dari dek sepanjang 200 meter. Pesawat juga telah melakukan “hot-refuelling” saat pesawat baru saja sortie dengan mesin menyala dan pilot ada di kokpit yang memungkinkan perubahan yang cepat antara sorti.

Untuk angkatan laut, sangat penting untuk Tejas siap beroprasi di INS Vikrant dan kemudian, INS Vishal. MiG-29K akan menjadi pesawat tempur menengah di INS Vikrant, karena sudah ada di INS Vikramaditya. Tejas sangat penting untuk mengisi slot pesawat tempur ringan.

Balaji mengungkapkan angkatan laut berkomitmen mendanai 40 persen dari biaya pengembangan Naval Tejas. Kementerian Pertahanan telah mengalokasikan Rs 3.650 crore untuk program angkatan laut.

Kepala ADA menggambarkan uji coba penerbangan di Goa antara 27 Maret dan 25 April di mana dua prototipe Naval Tejas terbang 33 sorti dari Shore Based Test Facility (SBTF)- replika skala penuh dari dek kapal induk.

Ketika lepas landas dari kapal induk, sebuah jet tempur revs up mesin secara maksimal, sementara tertahan oleh “restraining gear system (RGS). Kemudian, RGS terlepas, dan pesawat tempur bergerak maju, dan mencapai kecepatan untuk lepas landashanya pada jarak 200 meter. Pada ujung landasan dek, sebuah “ski-jump” mengangkat pesawat ke atas, setelah itu terbang dengan kekuatan sendiri.

Pada bulan Desember 2014, Angkatan Laut Tejas telah take off dari SBTF ski-jump dengan panjang landasan 300 meter. Dan sekarang pesawat tempur terbukti dapat lepas landas dari landasan 200 meter, bahkan dengan membawa dua rudal R-73.

“Dengan kampanye ini, peluncuran ski-jump tidak lagi menjadi masalah. Kami sekarang akan menjelajahi batas tempur yang dapat diambil. Kami akan lebih menyempurnakan perangkat lunak kontrol untuk take-off dengan muatan yang lebih tinggi, “kata Balaji.

Dalam operasi kapal induk, Tejas Angkatan Laut harus mampu lepas landas dengan 3,5 ton payload untuk membawa bahan bakar dan senjata yang lebih banyak. Untuk ini, kapal induk akan memanfaatkan arah dan kecepatan angin untuk membantu lepas landas dengan bobot yang lebih berat.

Dalam kapal induk dengan peluncur ketapel, kemungkinan akan digunakan pada INS Vishal. Dengan sistem ini maka peluncuran dengan bobot yang lebih tinggi tidak akan jadi masalah.

Selain itu Tejas Mark-2 dengan mesin General Electric F-414 yang lebih kuat dibandingkan dengan mesin F-404 yang digunakan Mark -1  akan memungkinkan muatan yang lebih besar dan misi lebih ambisius.

Yang lebih menantang adalah saat pendaratan. Dengan panjang landasan 200 meter maka pesawat harus mendarat tepat di tepi landasan pacu. Pada mendarat saat mendarat, pesawat ditahan dengan arresting gear system termasuk kabel kawat yang menangkap hock yang ada di ekor pesawat.

“Dalam kampanye saat ini, Tejas melakukan lebih dari 60 pendekatan (tanpa benar-benar menyentuh bawah) untuk mengumpulkan data. Dalam kampanye berikutnya bulan ini, kami akan melakukan “touch and go ” pendekatan untuk memvalidasi perangkat lunak dan kemudian beralih ke pendaratan penuh, “jelas Balaji.