Unit Pasukan Khusus Amerika yang bertempur untuk merebut kota Kunduz Afghanistan dari Taliban pada bulan Oktober melakukannya tanpa peta yang tepat. Hal ini terungkap dalam dokumen yang baru-baru ini dibuka untuk publik.
Dalam dokumen yang dirilis bulan lalu dengan sejumlah bagian disensor ini adalah bagian dari laporan tentang pemboman dari rumah sakit Doctors Without Borders pada 3 Oktober 2015 yang menewaskan antara 30 dan 42 warga sipil. Serangan udara dilakukan oleh sebuah pesawat AC-130U Amerika.Penyelidian mengungkapkan sejumlah isu yang dialami tim pasukan khusus dan pasukan Afghanistan.
Sebagaimana dilaporkan Washington Post Selasa 10 Mei 2016, disebutkan pada tanggal 28 September, Taliban melakukan serangkaianserangan terpadu dan merebut Kunduz dari pasukan keamanan Afghanistan. Beberapa hari kemudian dengan hanya perencanaan 12 jam selusin personel dari Komando Pasukan Khusus, yang dikenal sebagai Operational Detachment Alpha atau ODA, mulai masuk ke kota bersama sekutu Afghanistan. Menurut dokumen penyelidikan, tim ini menggunakan peta dengan perbandingan 1: 50.000 untuk menyusun rencana dan melakukan operasi di kota.
Doktrin militer AS menyatakan bahwa peta militer skala besar, seperti jenis yang digunakan oleh tim ODA pada awal operasi Kunduz, tidak cukup detail untuk unit darat menganalisis secara akurat daerah perkotaan.
Meskipun unit tidak memiliki peta yang tepat, kemungkinan mereka memiliki kemampuan tambahan untuk memahami situasi di medan perang, mungkin termasuk perangkat lunak pemetaan yang dikenal sebagai FalconView, penerima GPS dan video dari drone.
Tidak sampai 1 Oktober bahwa pasukan khusus Green Baret akhirnya mendapakan peta yang komprehensif dengan skala 1: 10.000. Tetapi sebelum mendapatkan peta baru itu mereka telah terlibat pertempuran sengit dan memanggil lebih dari selusin serangan udara.
Menurut Adrian Bonenberger, Komandan Kompi Angkatan Darat AS yang pernah ditempatkan di Kunduz pada 2011 mengatakna unitnya memiliki peta rinci dan citra satelit kota tersebut.
“Ini merupakan indikasi dari bagaimana Amerika Serikat melakukan perang,” kata Bonenberger. “Ini cacat besar dalam sistem penyebaran.”
Dalam sebuah pernyataan saksi, salah satu anggota Green Baret yang nama dan pangkatnya disensor juga mencela ambivalensi komandonya terhadap situasi di lapangan, yang menyatakan bahwa musuh-musuh utama dalam operasi itu bukanlah Taliban tetapi tetapi kurangnya strategi mendalam.