Moskow pada tahun 2014 menyetujui program modernisasi yang ambisius untuk NSR senilai 220 miliar rubel (setara dengan US$7 miliar pada saat itu) selama lima tahun ke. Dana ini tidak termasuk pembangunan ice breaker bertenaga nuklir baru. Tetapi sekarang tampaknya semua rencana ini buntu.
Penggunaan kapal pemecah es nuklir terlalu mahal yakni US$100.000 per hari sementara masih rendah. Secara keseluruhan lalu lintas relatif stabil di antara empat dan lima juta ton per tahun. Sementara arus angkutan jatuh dari rekor 1,26 juta ton pada tahun 2012 menjadi 274.000 ton pada tahun 2014 dan turun lagi hanya menjadi 39.600 tahun lalu. Pada 2015, pemerintah Rusia mengeluarkan 125 izin untuk kapal asing yang terdaftar untuk transit rute dari jumlah itu hanya delapan yang benar-benar digunakan.
Untuk saat ini, NSR tetap menjadi jalur sulit dan menjadi semacam gertakan Rusia untuk mengembangkan Arktik.
NSR tersebut, hari ini, yang secara bertahap dibentuk kembali sebagai perusahaan non-komersial guna membuatnya menarik bagi perusahaan pelayaran terbesar di dunia, pemimpin Rusia akan perlu berinvestasi puluhan miliar dolar guna upgrade infrastruktur lokal. Tapi untuk melakukan ini, tarif angkutan harus meroket, sehingga jalur selatan tetap tidak akan jadi pilihan terbaik untuk pengirim. NSR dapat menjadi rute transit ekonomis jika pengirim asing disubsidi oleh pemerintah Rusia, yang jelas itu tidak mungkin.
Mereka mencoba mengangkat alarm di Barat dengan bersikeras bahwa Vladimir Putin ingin (dan sebenarnya mampu) untuk mengalahkan musuh-musuhnya di Kutub Utara bisa dibilang salah. Jika Moskow memang berusaha untuk membangun negara di Utara dan timur laut, Rusia benar-benar akan menemukan diri mereka dalam perang dingin lain, tapi mereka pasti tidak akan bisa menang perang melawan dingin.
Sumber: Vladislav Inozemtsev/National Interest
Baca juga: