Saat ini hanya tiga negara yang masih mengoperasikan pembom jarak jauh. Amerika,Rusia dan China. Rusia memiliki lebih dari 170 bomber gabungan Bear, Backfire dan Blackjack. Amerika menjadi rumah dari 160 bomber B-1, B-2 dan B-52.
Sedangkan kekuatan bomber China lebih kecil yakni hanya dengan sekitar 130 armada H-6. Dan sebagian besar H-6 adalah salinan dari bomber era perang dingin Soviet Tu-16, yang tidak memiliki kemampuan jangka panjang dan payload berat seperti halnya bomber Rusia dan Amerika.
Tapi kekuatan China mulai berubah. Setelah bertahun-tahun kerja, angkatan udara China dilaporkan telah dilengkapi dua resimen mereka dengan sekitar 36 pembom yang baru dan lebih mampu yang merupakan H-6 versi K.
H-6K menjadi B-52-nya Beijing yang mampu terbang jauh, hemat bahan bakar dan menggabungkan badan pembom berat sederhana dengan elektronik modern dan kuat, serta senjata presisi. Meskipun harus adil mengatakan B-52 memang masih mampu terbang lebih jauh dan membawa lebih banyak rudal.
Namun, di atas Samudera Pasifik yang luas, di mana jarak menjadi tirani yang membatasi operasi pesawat secara efisien, H-6K bisa membuktikan menjadi salah satu pesawat China yang paling penting dalam masa perang. Tapi H-6K masih memiliki kelemahan besar yang harus segera ditutupi jika ingin bomber tersebut benar-benar bisa diandalkan dalam perang.