MELAWAN RADAR MASA DEPAN

Sebagai sebuah pembom siluman direkayasa selama puncak Perang Dingin, B-2 dirancang untuk menghindari pertahanan udara Soviet dan menyerang target serangan musuh tanpa musuh mengetahui pesawat itu ada. Hal ini karena kemampuan yang diberikan teknologi stealth pada pesawat itu. Pesawat mampu menghindari pertahanan udara menggunakan radar frekuensi tinggi dan rendah.
B-2 digambarkan sebagai platform yang dapat beroperasi tanpa terdeteksi atas wilayah musuh sehingga bisa mendobrak pintu dan langsung menghancurkan radar dan pertahanan duara musuh sehingga pesawat lain dapat terbang melalui “koridor” radar dan melakukan serangan.
Namun, pertahanan udara musuh semakin maju dan lebih canggih. Beberapa sistem yang muncul dapat mendeteksi pesawat siluman menggunakan sistem jaringan yang lebih baik, menggunakan prosesor komputer lebih cepat dan dapat mendeteksi pesawat di jarak yang lebih jauh pada sejumlah besar frekuensi.
Angkatan Udara berencana untuk mengoperasikan B-2 bersama bomber baru yang sedang dibangun dan dikenal sebagai Long Range Strike Bomber, atau LRS-B hingga 2050.
Tetapi hal ini menuntut B-2 harus menjalani serangkaian upgrade modernisasi dalam rangka untuk memastikan pesawat bisa tetap memiliki kemampuan efektif untuk beberapa dekade mendatang, kata Mickelson.
Salah satu upgrade kunci disebut Sistem Manajemen Defensive, teknologi yang membantu menginformasikan kepada kru B-2 tentang lokasi pertahanan udara musuh. Oleh karena itu, jika muncul pertahanan udara yang dilengkapi dengan teknologi yang mampu untuk mendeteksi B-2, pesawat akan memiliki kesempatan untuk bermanuver dengan cara tetap tinggal di luar jangkauan mereka. Sistem Manajemen Defensive dijadwalkan akan beroperasi pada pertengahan 2020-an.
“Seluruh sistem utama untuk memberikan kesadaran situasional yang lebih baik sehingga kita mampu membuat keputusan di kokpit tentang di mana kita harus menempatkan pesawat,” tambahnya.
B-2 juga bergerak ke satelit frekuensi sangat tinggi untuk lebih memfasilitasi komunikasi dengan komando dan kontrol. Upgrade komunikasi memungkinkan awak pesawat untuk menerima instruksi pemboman dari presiden ketika ada keputusan untuk menggunakan bom nuklir.