Site icon

Temukan 15 Masalah, T-50 Terancam Jadi Bencana di India

Su-57 / Sputnik

Rusia sah-sah saja mengklaim pesawat tempur siluman T-50 tidak ada tandingannya. Tetapi fakta yang ada India yang merupakan co-produksi pesawat generasi kelima itu menyatakan kecewa. Bahkan Angkatan Udara dilaporkan hampir pasti akan menghentikan kerjasama karena kualitas pesawat tidak sebanding dengan harga.

India benar-benar memiliki masalah dalam pengadaan senjata. Setelah kesepakatan dengan Prancis untuk membeli 36 pesawat tempur Rafale menjadikan dana hampir 6 triliun rupee terjebak lebih dari satu tahun setelah pengumuman PM Narendra Modi selama kunjungan Paris pada bulan April 2015, kini India juga menghadapi ancaman kegagalan proyek pembangunan senjata dengan Rusia. Bahakan risikonya bisa tiga kali lebih besar dibandingkan dengan pengadaan Rafale.

Ancaman ini terkait program pengadaan 127 Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA) dengan biaya lebih dari US$25 miliar. Media India, New India Express melaporkan dana sebesar 150 miliar rupee telah India bayarkan kepada Rusia untuk desain awal dari pesawat, mungkin sia-sia.

Dalam komunikasi internal Departemen Pertahanan, Air Air Headquarters telah menyebutkan setidaknya ada 15 masalah dengan pesawat generasi kelima yang dibangun Rusia dan dikenal dengan PAK-FA atau T-50. Beberapa masalah itu mulai dari mesin tempur yang tidak bisa diandalkan, fitur siluman yang miskin, radar tidak memadai dan biaya yang melambung tinggi. Surat yang dikirim bulan lalu hampir mengarah pada keputusan untuk menggrounded seluruh program.

“Degan skenario ini, hanya keputusan politik dapat menghidupkan kembali program ini,” kata seorang sumber yang sangat kompeten dalam masalah tersebut sebagaimana dikutip New India Express Minggu 24 April 2016.

Bahkan, IAF melangkah lebih jauh untuk kecewa berat dengan Rusia kareana tidak memberikan akses kepada pilot mereka ke prototipe yang dikembangkan. Selain itu, juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa Rusia tidak akan berbagi informasi tentang desain penting dengan India.

Pada tahun 2007, pemerintah telah menandatangani perjanjian antar-pemerintah dengan Rusia untuk bekerja sama mengembangkan FGFA. Hal ini diikuti dengan pembayaran US$295 juta untuk kontrak desain awal pada bulan Desember 2010. Keseluruhan biaya proyek FGFA untuk membuat 127 pesawat di di India dipatok sekitar US$25 miliar.

Tahap desain awal dari program FGFA selesai pada Juni 2013 berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada bulan Desember 2010 dengan pihak Rusia.

Sesuai Perjanjian Inter-Governmental  yang ditandatangani pada bulan Oktober 2007, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) ditunjuk sebagai organisasi pelaksanaan dari pihak India. HAL didukung oleh lembaga, termasuk Defence Research and Development Organisation (DRDO) dan Dewan Ilmiah dan Penelitian Industri.

Program ini membutuhkan lebih US$6 miliar pada kontrak penelitian dan pengembangan. Dipimpin Menteri Pertahanan Manohar Parrikar Dewan Akuisi Pertahanan harus memberikan persetujuan untuk kontrak R & D. Hal ini diyakini bahwa pengiriman FGFA ke IAF akan dimulai delapan tahun dari awal kontrak R & D.

“Kementerian dalam dilema atas masa depan program setelah penolakan IAF. Tapi secara bersamaan, pemerintah India telah menghabiskan jumlah yang cukup besar pada program. Dan jika program ini tidak berhasil maka berarti hanya menghabiskan uang mungkin pergi dalam limbah, “kata seorang pejabat.

Bukan kali ini saja India dilaporkan kecewa dengan program pesawat siluman ini. Namun setiap kali laporan muncul, Rusia selalu membantahnya. Terakhir Rusia menyatakan siap berbagi informasi dengan India dan menawarkan kontrak yang lebih murah.

Baca juga:

Rusia Tawarkan T-50 ke India Jauh Lebih Murah, Ada Apa?

 

Exit mobile version